JAKARTA, KOMPAS.com - Masih sering kita lihat pemandangan di jalan raya, seseorang sedang dibonceng mengoperasikan ponselnya pada saat sepeda motor melaju.
Hal ini tentu sangat berbahaya, sebab bisa memicu tindak kejahatan hingga menyebabkan kecelakaan fatal.
Jangan sampai seperti wanita berinisial RA yang harus kehilangan nyawanya karena jadi korban penjambretan di Jalan Kayu Putih Raya, Pulogadung, Jakarta Timur.
Insiden tersebut terjadi, ketika wanita tersebut sedang memainkan telepon genggamnya diatas motor. Kemudian pelaku yang juga mengendarai motor, memepet korban, hingga terjadi aksi saling tarik menarik dan menyebabkan keduanya terjatuh.
Baca juga: Punya Mobil Baru Tapi Boros BBM, Bisa Jadi Ini Penyebabnya
“Betul, Korban dipepet saat naik ojol,” ucap Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Pulogadung AKP Heru, dikutip dari Megapolitan Kompas.com, Kamis (30/9/2021).
Perlu dipahami, bahwa bermain ponsel pada saat dibonceng merupakan tindakan yang membahayakan bagi pembonceng itu sendiri.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, tindakan bermain ponsel bagi boncengers merupakan tindakan yang dapat membahayakan keselamatan pengendara maupun yang dibonceng.
“Tentunya pembonceng itu juga memiliki risiko yang sama jika terjadi kecelakaan. Artinya pembonceng juga harus berkonsentrasi dalam berkendara,” ucap Agus.
Agus menambahkan, jika pembonceng tidak berkonsentrasi apalagi bermain ponsel, pada saat terjadi kecelakaan biasanya akan mengalami luka yang cukup fatal. Sebab, pengendara motor jika terjadi kecelakaan masih dapat mengantisipasi tindakan apa yang dilakukan.
“Kalau pengendara, jika terjadi sesuatu misalnya kecelakaan maka akan secara reflek mengambil tindakan untuk menghindari luka yang lebih fatal. Namun, pembonceng tidak siap untuk mengantisipasi keadaan yang terjadi karena tidak konsentrasi,” ucapnya.
Sebagai pembonceng ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk keselamatan baik bagi pengendara maupun pembonceng. Hal tersebut antara lain pembonceng harus berpegangan kepada pengendara.
Baca juga: Viral Video Pemalakan, Pengawasan Keamanan Tol Balmera Ditingkatkan
“Kemudian lutut pembonceng diusahakan menempel ringan di pinggul pengendara, tidak boleh terbuka lebar. Hal ini dilakukan agar saat bermanuver lutut pembonceng tidak tersangkut pengendara lain,” katanya.
Selain itu, kaki pembonceng harus tepat pada footsteep, tidak boleh menggantung atau bergerak kemana-mana agar keseimbangan motor terjaga.
Pembonceng juga harus mengikuti gerakan tubuh pengendara. Seperti saat pengendara bermanuver ke kanan maka pembonceng juga mengikuti dan tidak melakukan gerakan yang melawan arah.
“Paling penting pembonceng harus memperhatikan jalan di depan dan menggunakan perlengkapan keamana seperti pengendara sepeda motor,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.