JAKARTA, KOMPAS.com - Perlahan tapi pasti, Indonesia sudah mulai beralih ke kendaraan listrik. Namun, tidak semudah itu untuk melakukan peralihan tersebut.
Percepatan program kendaraan listrik berbasis baterai sudah dimulai sejak 2019. Namun, hingga sekarang, tren kendaraan listrik belum begitu populer di masyarakat.
Baca juga: 76 SPBU Hijau Pertamina Beroperasi, Siap Layani Kendaraan Listrik
Hendro Sutono, pegiat motor listrik dan juru bicara Komunitas Sepeda dan Motor Listrik (Kosmik), mengatakan, sesungguhnya transisi dari kendaraan konvensional atau internal combustion engine (ICE) bukan hanya masalah mengganti kendaraan. Tetapi, harus mengganti seluruh mindset atau pola pikir, karena antara ICE dan electric vehicle (EV) sangat jauh berbeda.
"Misalnya, dalam proses pengisian energi, pada ICE kita terbiasa menunggu hingga tangki kosong sebelum kita mengisinya kembali. Karena memang untuk mendapatkan bensin, kita perlu pergi ke tempat khusus (SPBU)," ujar Hendro, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Hendro mengatakan, sementara pada EV justru kita bisa mengisi kapan saja ketika kendaraan itu sedang tidak dipergunakan (idle). Sebab, listrik tersedia di mana-mana.
Baca juga: Kementerian ESDM Ungkap Tantangan Kendaraan Listrik di Tanah Air
"Untuk sepeda motor tidak diperlukan jaringan khusus, charger cukup dicolok ke jaringan PLN 220V. Sementara untuk mobil, dari hasil penelitian, 95 persen pengguna mobil EV di Eropa dan Amerika melakukan charging di rumah," kata Hendro.
Menurut Hendro, bagi yang sudah menggunakan EV, maka akan terbiasa dengan pola charging yang benar. Sehingga, tidak pernah akan kehabisan listrik dalam perjalanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.