Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Konversi Motor Listrik Diprediksi Tidak Akan Bertahan Lama

Kompas.com - 02/09/2021, 10:12 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Konversi motor bensin ke motor listrik mulai banyak dilakukan bengkel dan pegiat motor listrik. Meski demikian, tren tersebut dinilai tidak akan bertahan lama.

Hendro Sutono, pegiat motor listrik dan juru bicara Komunitas Sepeda dan Motor Listrik (Kosmik), mengatakan, di komunitas sudah banyak yang melakukan konversi motor listrik sebelum keluarnya Perpres 55/2019.

Baca juga: Konversi Motor Listrik Lebih Mahal Dibanding Beli Produk Jadi

"Kami kesulitan untuk memperoleh kendaraan listrik, produsennya sangat terbatas dan model yang diproduksi juga terbatas," ujar Hendro, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Honda C70 dikonversi jadi motor listrik oleh David BudiatmajaDok. David Budiatmaja Honda C70 dikonversi jadi motor listrik oleh David Budiatmaja

Hendro mengatakan, dengan keterbatasan itulah kemudian muncul konversi dari basis motor konvensional produksi pabrik dengan menggunakan komponen yang seadanya. Biasanya, komponen tersebut diambil dari motor listrik lawas.

Menurut Hendro, saat ini masyarakat sudah tidak kekurangan pilihan. Sekarang, sudah ada lebih dari 10 merek motor listrik yang dipasarkan di Indonesia. Apalagi, ditunjang dengan kemudahan kepemilikan secara kredit.

Baca juga: Konversi Motor Listrik Bisa Mahal jika Ikuti Aturan Sekarang

"Menurut saya pribadi, kegiatan konversi tidak akan berlangsung lama. Begitu masyarakat dibanjiri oleh semakin banyak produksi pabrik, maka kegiatan konversi akan semakin berkurang. Kecuali pada segmentasi khusus," kata Hendro.

Vespa Sprint Listrik Elders Garage di IIMS Hybrid 2021KOMPAS.com/Donny Vespa Sprint Listrik Elders Garage di IIMS Hybrid 2021

Segmentasi khusus yang dimaksud oleh Hendro adalah konversi motor listrik pada Vespa seperti yang dilakukan Elders Garage atau dengan gaya motor custom seperti yang dilakukan Katros Garage.

"Justru pemerintah harus dukung startup-startup baru yang menghasilkan produk-produk baru untuk bersaing dengan produk-produk mancanegara," ujar Hendro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau