JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hutama Karya (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pengembang infrastruktur dan pengelola jalan tol saat ini sedang menyiapkan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Menggandeng PLN, langkah strategis ini beriringan dengan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Jadi, nanti di beberapa lokasi rest area-nya sudah tersedia pengisian listrik untuk mobil bertenaga listrik.
Direktur Operasi I Hutama Karya Novias Nurendra mengatakan, bahwa hal tersebut sebagai salah satu bentuk dukungan program percepatan transisi kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca juga: Jual Mobil Listrik Tanpa Sediakan SPKLU, Konsumen Bisa Tuntut Produsen
"JTTS akan hadir menjadi jalan tol yang menawarkan potensi solar PV, yang pemanfaatannya bisa sangat mendukung sumber listrik utama untuk SPKLU, sebagai penunjang kendaraan listrik berbasis baterai," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (308/2021).
“Kami berkerja sama dengan PLN dalam menyiapkan SPKLU di beberapa lokasi rest area JTTS, di mana sumber listrik SPKLU tersebut direncanakan bersumber dari PLTS yang dibangun di sekitar JTTS,” lanjutnya.
Novias menambahkan, kini Indonesia masih membutuhkan pembangunan pembangkit sebesar 11 GW per tahun agar target pembangkit listrik terpasang pada tahun 2050 sebesar 443 GW berdasarkan Kebijakan Energi Nasional dan Rencana Umum Energi Nasional oleh Dewan Energi Nasional dapat tercapai.
Pembangkit listrik tersebut juga digunakan sebagai supply kendaraan listrik dan mendukung target pendapatan per-kapita Indonesia sebesar 25 ribu dollar Amerika Serikat (AS) pada 2045.
“Dalam memenuhi pemenuhan energi atau supply listrik tersebut, dibutuhkan pembangkit yang dapat memberikan harga listrik kompetitif agar di masa depan tidak diperlukan subsidi sehingga memberatkan keuangan PLN,” jelasnya.
Baca juga: Banyak Jalur Penyelamatan yang Sudah Tak Ideal Atasi Rem Blong
Sementara itu, Budi Setiyadi selaku Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, turut menyampaikan program rencana pemerintah dalam mewujudkan percepatan program ini.
Berdasarkan PP No 55 Tahun 2019, pemerintah mendukung penuh atas penguasaan teknologi industri dan rancang bangun dengan harapan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor kendaraan bermotor listrik.
Program ini didukung pula oleh Kementerian Perhubungan, dengan adanya Peraturan Menteri Perhubungan No 65 tahun 2020, tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar, menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai.
“Kebijakan ini diharapkan tak hanya dapat dijalankan dengan desentralisasi di Pemerintah Pusat, tetapi hingga ke daerah-daerah," ucapnya.
"Target implementasi akan dimulai di operasional tingkat pemerintah pusat maupun daerah, angkutan massal perkotaan, dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), dengan target konversi sebesar 90 persen pada 2030,” kata Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.