Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganti Oli Mesin Sendiri, Jangan Sampai Kelebihan

Kompas.com - 23/08/2021, 20:31 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kembali diperpanjang. Namun jangan sampai merawat kendaraan jadi terlewat karena banyaknya pembatasan di jalan raya.

Salah satu perawatan kendaraan yang bisa dilakukan sendiri adalah mengganti oli. Sebaiknya oli mesin diganti setiap enam bulan sekali walau mobil tidak digunakan.

Jika ingin mengganti oli mesin mobil sendiri di rumah, pastikan tahu berapa kapasitas oli mesin dari kendaraannya. Jangan sampai ketika mengisi oli ke mesin, malah kelebihan atau bahkan kurang.

Baca juga: Harga Lebih Terjangkau, Rocky 1.200 cc Didaulat Jadi Backbone

Ilustrasi penggantian oli atau pelumas mesin mobil.Agung Kurniawan Ilustrasi penggantian oli atau pelumas mesin mobil.

Dealer Technical Support Department Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, mengisi oli mesin sampai kelebihan bisa merusak komponen yang ada di dalamnya.

“Kalau olinya kelebihan banyak, bahkan berpotensi untuk jebol. Karena mekanisme mesin jadi berat disebabkan komponennya yang terendam oli,” ucap Didi kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Selain itu, crankshaft juga berpotensi terganggu kerjanya karena terendam oli yang terlalu banyak. Begitu juga jika mengisi oli mesin terlalu sedikit, ada efeknya yang bisa merusak mesin.

Baca juga: Land Cruiser 300 Dapat Ubahan Body Kit Beraliran Street Racing

“Kalau kurang, dapat merusak komponen karena tidak terlumasi dengan baik sehingga jadi cepat aus,” kata Didi.

Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak mengatakan, kekurang oli mesin lebih berbahaya dampaknya daripada kelebihan. Oli sebenarnya berperan mendistribusi panas, jika kurang jumlahnya, mesin bisa overheat.

"Kurang oli itu lebih fatal, suara mesin akan terdengar sangat kasar karena timbul gesekan akibat pelumas yang penyebarannya tidak menyeluruh. Ujung-ujungnya bisa rusak karena banyak keausan yang terjadi," kata Suparna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau