JAKARTA, KOMPAS.com - Kolaborasi Maverick Vinales dan Yamaha telah berakhir. Yamaha memutuskan kontrak lebih cepat, dan kini Vinales tidak bisa balapan sampai akhir musim.
Padahal kerja sama keduanya seharusnya baru berakhir usai balapan terakhir musim ini. Itu pun sebetulnya lebih cepat dari kontrak awal yang baru berakhir pada akhir 2022.
Baca juga: Adu Kemewahan Eksterior Toyota Alpard Vs Hyundai Staria
Diketahui bahwa Yamaha kesal dengan ulahnya di GP Styria. Pebalap Spanyol itu dianggap ingin menyabotase motor Yamaha YZR-M1 dengan membuat mesin bekerja tidak semestinya.
CEO Yamaha Motor Racing Lin Jarvis, tutup mulut soal alasan Yamaha memutuskan kontrak. Tapi dia sedikit membuka hal-hal yang kurang disukai Yamaha dari Vinales.
Menurut Jarvis, performa Vinales tidak stabil. Hal itu terjadi bukan hanya dari satu sirkuit ke sirkuit lainnya. Tapi bisa terjadi di tempat sama beda jam. Hal itu dapat dilihat di GP Jerman.
“Saya akan mengatakan bahwa hasil di Saxony menjelaskan masalah yang dimiliki Maverick saat ini dalam karirnya. Terkadang sangat cepat. Tapi kadang-kadang rusak sama hebatnya," kata Jarvis mengutip Tuttomotoriweb, Sabtu (21/8/2021).
"Saya pikir itu adalah tumit Achilles-nya, titik kelemahannya. Terkadang tidak bisa dijelaskan, sulit dimengerti. Itu bisa terjadi antara pagi dan sore hari atau dari satu lintasan ke lintasan lainnya,” katanya.
Jarvis mengatakan, performa dan psikologis yang labil kemudian memperburuk hubungan dengan Yamaha. Sehingga pada akhirnya pabrikan asal Jepang itu tidak bisa menoleransi tindakan tertentu.
Baca juga: Wajib Lakukan Persiapan Sebelum Terabasan Pakai Motor Trail
Bel alarm Vinales mulai berbunyi ketika Silvano Galbusera datang sebagai kepala kru yang baru. Galbusera sangat dirokemdasikan oleh manajemen puncak Yamaha
“Maverick sangat berbakat. Pada saat yang sama itu adalah misteri. Tetapi sangat penting baginya untuk merasa nyaman secara mental, kuat dan bahagia," kata Jarvis.
"Dia pasti merasa berada di tempat yang tepat. Sehingga dapat menghasilkan hasil yang diinginkan. Ketika kami mendengar bahwa Maverick tidak lagi senang dengan kami, kami mencari solusi, seperti di masa lalu," katanya.
"Prinsip kami selalu untuk tidak memaksa pebalap mana pun untuk tetap tinggal. Jika dia tidak senang, lebih baik meninggalkan kami. Ini lebih baik untuk tim, pebalap dan untuk semua orang yang terlibat,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.