JAKARTA, KOMPAS.com – Maraknya bisnis travel gelap berhasil membuat gemas dan resah di kalangan para pengusaha angkutan umum resmi.
Dari satu sisi, angkutan umum resmi diminta taat regulasi. Sementara di sisi lain ada angkutan umum yang tidak taat regulasi dan makin marak beroperasi, tanpa ada upaya tindakan tegas aparat untuk memberantasnya.
Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, mengatakan, bisnis travel gelap sudah beroperasi sejak lama.
Baca juga: Hasil MotoGP Styria 2021, Jorge Martin Juara, Rossi Finish ke 13
Akademisi dari Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini juga mengatakan, jumlah travel gelap yang beroperasi setiap harinya mencapai ratusan unit yang keluar-masuk Jabodetabek.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan untuk penumpang berasal dari Jawa Tengah, asal perjalanan dari Kab. Brebes, Kab. Banyumas, Kab. Grobogan, Kab. Tegal, Kab. Wonosobo dan Kab. Banjarnegara.
Sementara itu, daerah tujuan operasi travel gelap adalah Bogor, Depok, Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Karawang.
Baca juga: Ini Arti dari Nomor Pintu Bus PO ALS
“Penumpang dijemput sesuai dengan titik share location yang diberikan kepada agen. Tarif hari normal (weekday) Rp 250.000 dan akhir pekan (weekend/libur) Rp 300.000 - Rp 350.000,” ujar Djoko, dalam keterangan tertulis (8/8/2021).
“Ramainya penumpang di hari Jumat dan Minggu. Penumpang dijemput sesuai dengan titik share location yang diberikan kepada agen. Jam keberangkatan kisaran pukul 16.00 – 19.00,” kata dia.
Kendati ada perbedaan tarif kisaran Rp 100.000 – Rp 150.000 lebih tinggi dibanding menggunakan angkutan umum resmi. Namun, ada keluwesan dalam pembayaran.
Baca juga: Turun Rp 9 Jutaan, Harga Toyota Rush di Jawa Tengah per Agustus 2021
Menurutnya, pembayaran dapat dilakukan di awal atau sesudah penumpang tiba di tempat tujuan. Bahkan, ada layanan penawaran promo jika berombongan 6-7 penumpang, dapat gratis satu penumpang.
Seperti halnya bus AKAP, travel gelap juga melakukan transit atau istirahat di titik kumpul yang telah ditentukan. Jam istirahat antara jam 20.00 – 00.00 dengan durasi waktu istirahat kisaran 45 menit – 1 jam.
Lokasi istirahat merupakan titik kumpul semua kendaraan yang berasal dari asal keberangkatan, yang umumnya berada di rumah makan dekat Gerbang Tol Pejagan dan Gerbang Tol Ciledung.
Baca juga: Harga Toyota Fortuner di Jawa Tengah, Mulai Rp 400 Jutaan
“Pihak travel gelap memberikan jaminan bagi penumpang tidak ada pemeriksaan rapid test lolos dari pemeriksaan saat razia dan diantar sampai ke lokasi tujuan penumpang,” ucap Djoko.
“Jelas sekali operasi travel gelap ini mengancam upaya pengendalian penularan Covid-19 dan membahayakan keselamatan warga. Penumpang travel gelap tidak berhak mendapat jaminan asuransi akibat kecelakan lalu lintas,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.