JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian memperkuat kerja sama dengan Jepang untuk meningkatkan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor otomotif.
Langkah strategis tersebut dilakukan untuk memacu daya saing serta inovasi industri otomotif dalam negeri supaya semakin kompetitif di kancah internasional atau global.
Demikian dikatakan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya saat menghadiri Pembukaan Traning of Trainer (TOT) Lean Manufacturing, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Ternyata Perempuan Jarang Servis Mobil Sendiri di Bengkel
"Kita mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Jepang dalam rangka pengembangan kompetensi SDM sektor industri otomotif," ujar dia.
Agus melanjutkan, menurut peta jalan Indonesia Making 4.0, industri otomotif merupakan sektor yang mendapat prioritas pengembangan untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2020.
Guna mencapai sasaran tersebut, diperlukan ketersediaan SDM terampil dan andal dalam penggunaan teknologi terkini sesuai perkembangan era industri 4.0.
"Indonesia memiliki potensi besar, dengan ditopang sebanyak 21 industri kendaraan roda empat atau lebih, dengan kisaran nilai investasi sebesar Rp 71,35 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit tiap tahun," katanya.
Adapun serapan tenaga kerja langsung di sektor terkait ialah sebesar 38.000 orang dan lebih dari 1,5 juta orang yang berkerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif.
Baca juga: Mobil Terbakar Tiba-tiba, Begini Cara Benar Menggunakan APAR
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BSDMI) Arus Gunawan mengungkapkan, wujud nyata sinergi Indonesia-Jepang dalam pengembangan tersebut antara lain, kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan Lexer Research Inc.
Kerja sama itu akan dimulai dari penandatanganan Letter of Intent (LoI) tentang Pengembangan Pendidikan Terkait Lean Manufacturing pada Maret 2019 lalu.
Kemudian kolaborasi dilanjutkan dengan dilaksanakan Simposium Jepang-Indonesia terkait SDM industri pada Desember 2019.
"Kegiatan tersebut yang menjadi kick-off program SDGs terkait pengembangan SDM industri otomotif di Indonesia, yang didukung penuh oleh pemerintah Jepang melalui pendanaan JICA, yang merupakan hasil kerja sama dengan Kemenperin," ujarnya.
Tahun ini, realisasi kerja sama dilanjutkan dengan pemberian hibah berupa dua set alat peraga bottle cap dan seperangkat peralatan pendukung IT berbentuk server dan laptop dengan total 50 unit.
Baca juga: Pemerintah Wajibkan Standar BBM Solar Sudah Euro 4 Mulai 2022
Alat hibah terkait akan dipasang di Politeknik STMI Jakarta dan Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI 4.0), termasuk juga dilengkapi aplikasi simulator untuk mendukung pembelajaraan Digital Engineering.
Adapun Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, menyebut transformasi industri 4.0 tidak hanya merombak aspek industri, bahkan juga mampu mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia.
"Indonesia punya pasar dalam negeri yang kuat, dan memiliki banyak talenta dari jumlah sekolah, lembaga pendidikan, dan universitas yang ada, sehingga tersedia pool of talent," katanya.
"Oleh karena itu, kerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui program JICA dalam meningkatkan kompetensi SDM industri ini sangatlah tepat," ucap Heri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.