JAKARTA, KOMPAS.com – PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) menyiapkan infrastruktur untuk motor listrik, salah satunya dengan fasilitas tukar baterai yang dapat menghemat waktu pengecasan.
Toto Nugroho, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah rencana jangka pendek pada era elektrifikasi.
Menurutnya, selain pabrik baterai, Indonesia butuh ESS (Energy Storage System) sebagai tempat penyimpanan daya berskala besar.
Baca juga: Hitung Biaya Kepemilikan Hyundai Kona Electric Sampai 5 Tahun
“Jadi kami kerja sama dengan PLN, karena PLN salah satu pemegang saham dan di sini kami bagaimana caranya meng-efisienkan suplai dari ESS untuk keperluan PLN,” ujar Toto, dalam webinar Prospek dan Tantangan Industri Baterai Nasional yang disiarkan Youtube UI Teve (24/6/2021).
Tempat penyimpanan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik pada masa mendatang, yang salah satunya buat motor listrik.
Motor listrik sendiri diproyeksikan bakal mengambil pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan sekarang.
Baca juga: Jangan Sampai Terlewat, Ini Denda Pajak Kendaraan di Jawa Barat
Oleh sebab itu, pengisian daya motor listrik tengah dipikirkan baik-baik. Dengan jumlah yang banyak, jumlah SPKLU yang tersedia dikhawatirkan tidak cukup.
“Kemudian ada Battery Pack untuk EV 2W, ini merupakan kerja sama kami, antara Pertamina, Gojek, dan IBC, untuk melakukan perencanaan dan juga pilot plan untuk infrastruktur charging EV terkait 2 wheels yang konsepnya battery swapping,” ujar Toto.
“Jadi bukan kita men-charge, tapi baterai itu disiapkan di SPBU Pertamina, dan kami siapkan di daerah-daerah lain yang strategis, sehingga pengemudi dari Gojek itu tidak harus menunggu,” kata dia.
Baca juga: Honda Resmi Luncurkan Civic Hatchback Terbaru
Toto menambahkan, dengan melakukan penukaran baterai, pengendara motor listrik tidak akan kehabisan waktu dalam melakukan pengisian daya.
"Kemungkinan hal ini bisa kami lakukan di Jakarta dan Bali. Nanti akan kami kaji juga dengan UI, kita lihat dampaknya seperti apa, bagaimana konsumen bisa menerimanya,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.