JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya resmi memperpanjang masa penyekatan arus balik mudik Lebaran. Dari yang semula dijadwalkan selesai pada Senin (24/5/2021), kini digeser hingga 31 Mei 2021.
"Informasi sampai saat ini belum ada perintah untuk menghentikan penyekatan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, menyitat dari NTMC, Senin (24/5/2021).
Langkah memperpanjang penyekatan diketahui untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif Covid-19 usai libur Lebaran, khususnya bagi masyarakat ke luar kota yang ingin masuk ke wilayah Jakarta.
Baca juga: 427.309 Kendaraan Masuk Jabotabek Jelang Berakhirnya Pengetatan
Sampai saat ini sendiri, Fadil mengeklaim, jajarannya masih terus melakukan penyekatan di sejumlah titik yang telah ditentukan.
"Pokoknya kami siap untuk terus menjaga tetaap sehat," kata Fadil.
Tak hanya itu, Fadil juga meminta kepada jajarannya untuk melakukan deteksi dini terhadap penyebaran Covid-19 sebagai langkah mitigasi dengan melakukan testing, tracing, dan treatment (3T).
"Turun ke lapangan lakukan deteksi, lakukan monitoring bekerja sama. Jika ada kasus segera lakukan langkah-langkah 3T secara maskimal dan optimalkan tiga pilar," ucap Fadil.
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya telah menyiapkan 14 titik penyekatan di masa pengetatan usai larangan mudik Lebaran. Pendatang yang tak bisa menunjukkan surat bebas Covid-19 akan langsung dites antigen secara gratis.
Baca juga: Pengetatan, Dishub Pastikan Penumpang Bus AKAP Turun di Terminal
Mengutip dari laman Humas Polri, Kepala Korp Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Istiono menjelaskan, pengetesan acak yang dilakukan pada 149 titik pengetatan cukup efektif selama arus balik Lebaran.
Sepanjang 15-22 Mei 201, Istiono mengatakan, sudah ada 180.000 orang yang dites acak menggunakan antigen. Sementara untuk pendatang yang dari Sumatera, sudah menjadi keharusan melakukan antigen.
"Data dari tanggal 15 sampai 22 Mei itu sudah kita lakukan yang baik mandatori maupun random sebanyak 180.000 lebih, dan yang reaktif 524 orang. Ini sangat efektif. Bayangkan kalau tidak kita lakukan wajib dan random, bagaimana 524 orang itu bisa menularkan yang lain," kata Istiono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.