Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Mengisi Radiator Tidak Boleh Pakai Air Keran?

Kompas.com - 24/05/2021, 15:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat mengisi air pada radiator mobil, biasanya menggunakan cairan khusus atau coolant. Meski begitu, banyak pemilik kendaraan bermotor yang melakukan pengisian radiator menggunakan air keran, khususnya pada mobil. Hal tersebut dikarenakan lebih praktis dan hemat biaya.

Secara fungsi, sebenarnya sama-sama untuk pendingin suhu di dalam mesin.

Proses kerjanya melalui penyaluran sirkulasi ke dalam sistem dengan menggunakan pompa. Cairan tersebut akan mengalir ke dalam jalur di sekitar silinder blok mesin dan kembali lagi ke thermostat.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Ganti Oli Mesin Harus di Pagi Hari?

Namun, pabrikan sudah menganjurkan untuk mengisi radiator menggunakan cairan khusus atau coolant. Sehingga proses pendinginan suhu di dalam mesin optimal.

Lantas, bagaimana dampaknya jika mobil terlalu sering mengisi radiator dengan air keran?

Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Sapta Agung Nugraha, cairan coalant dan air keran masing-masing memiliki perbedaan.

Coolant Radiatoren.wikipedia.org Coolant Radiator

Menurut Sapta, air biasa tidak bisa semaksimal coolant untuk mendinginkan suhu mesin, karena cairan khusus itu dirancang dengan berbagai bahan tambahan, sehingga sanggup menjaga suhu ruang bakar.

“Selain itu, coolant juga mampu untuk menahan korosi di dalam saluran radiator hingga water jacket di dalam mesin,” ucap Sapta belum lama ini saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Hilangkan Kebiasaan Menutup Pintu Mobil Terlalu Keras, Ini Dampaknya

Sapta melanjutkan, penggunaan air keran sebetulnya memiliki efek buruk, namun hal tersebut tidak langsung bisa terlihat karena bersifat jangka panjang.

“Kalau menggunakan coolant, risiko terjadinya endapan yang bisa berpotensi buntu bisa diminimalisisasi dibandingkan dengan air biasa. Oleh sebab itu, jangan terlalu sering menggunakan air biasa pada radiator. Cukup jadi pilihan bila terdesak saja, bukan yang utama,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau