JAKARTA, KOMPAS.com – Valentino Rossi belum tampil kompetitif sejak mengganti kepala mekaniknya musim lalu.
Di musim ini, prestasi terbaiknya bahkan hanya finis di urutan ke-12. Sejak musim lalu, kepala mekanik Rossi berganti menjadi David Munoz dari Silvano Galbusera (Galbi). Munoz sendiri belum punya pengalaman sebelumnya di kelas utama.
Banyak yang meyakini Rossi dan kepala mekaniknya membuat terlalu banyak ubahan pada YZR-M1. Tapi, Rossi mengaku tidak mengetahui detail apa yang terjadi pada motornya.
Selain itu, ada juga soal arogansi pengemudi Lamborghini di kompleks perumahan jelang dini hari yang tengah viral di media sosial.
Video seorang pengemudi mobil supercar Lamborghini yang sengaja menyalakan mesin dengan putaran (RPM) tinggi atau sedang menggeber mesin di kompleks perumahan Taman Polonia 1, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (9/5/2021) sekitar pukul 23.00 WIB.
Dalam rekaman yang diunggah oleh akun Instagram Berita Kota Medan, terlihat seorang warga yang menyampaikan aksi protes sambil memperlihatkan jam tangannya kepada pengemudi Lamborghini yang membuat keributan dengan menggeber mobil sport yang memang sudah dibekali knalpot racing.
Namun, bukannya mendapat permintaan maaf, pengemudi mobil mewah dengan nopol B 35 ST itu justru semakin menggeber mobilnya. Akibatnya, suara bising dari mobil semakin menggelegar, sampai meletup-letup api dari knalpotnya.
Penasaran seperti apa, berikut 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Selasa, 11 Mei 2021:
1. Kepala Mekanik Baru, Rossi Jadi Tak Paham Setting Motornya
Rossi menambahkan, dengan Galbi, dirinya sama-sama sering melihat data bersama dan juga pada apa yang dilakukan pebalap Yamaha lainnya. Dia tahu banyak tentang setting motor.
"Tapi, David bilang pada saya, saya harus lebih berkonsentrasi pada balapan. Sebab, caranya bekerja berbeda. Kami mencobanya. Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi pada motor ketika bicara soal set up atau setidaknya saya lebih tahu sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Rossi.
Menurut Rossi, ban Michelin sangat soft dan untuk itu mungkin saja butuh gaya balap yang berbeda atau setting berbeda. Rossi pun penasaran hasil dari strategi tersebut.
Baca juga: Kepala Mekanik Baru, Rossi Jadi Tak Paham Setting Motornya
2. Arogansi Pengemudi Lamborghini di Kompleks Perumahan Jelang Dini Hari
Terkait hal ini, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, tindakan warga tersebut tidak dibenarkan, tetapi bisa dimengerti.
“Kalau sekarang masyarakat marah, kita lihat ialah bentuk keresahan masyarakat. Sebab, orang yang geber-geber itu sudah miskin empati dan itu menimbulkan pelanggaran lain,” ujar Jusri kepada Kompas.com belum lama ini.