Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isuzu Peduli Efisiensi BBM Kendaraan Niaganya

Kompas.com - 13/04/2021, 11:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan kendaraan niaga di Indonesia pada awal tahun 2021 ini mengalami peningkatan. Hal itu terjadi karena meningkatnya kebutuhan kendaraan komersial di sektor logistik sejak pandemi Covid-19 tahun lalu.

Berdasarkan data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan retail kendaraan niaga pada Maret 2021 tercatat sebanyak 18.404 unit, lebih tinggi dari penjualan Februari 2021 yakni 15.544 unit.

Sedangkan, penjualan Januari – Maret 2021 tercatat sebanyak 49.375 unit atau sebesar 27,7 persen pangsa pasar.

Untuk penjualan retail Isuzu pada Maret 2021 tercatat sebanyak 2.165 unit, naik dibanding Februari 2021 yang sebanyak 1.814 unit.

Sementara untuk Januari -Maret tercatat total penjualan sebanyak 5.825 unit atau menguasai 3,3 persen pangsa pasar dengan pertumbuhannya sebesar 10,8 persen.

Angka tersebut lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu yang berada di kisaran 5.255 unit atau 2,4 persen pangsa pasar.

Baca juga: Kesal Tetangga Parkir di Depan Rumah, Pemilik Rumah Kirim Surat Cinta

Sektor logistikPT Isuzu Astra Motor Indonesia Sektor logistik

Marketing Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril mengatakan, pada masa pandemi ini pihaknya memang fokus penetrasi di sektor logistik dengan menyediakan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan customer di sektor logistik tersebut.


Dikatakan, sektor logistik berkontribusi sekitar 50 persen – 60 persen terhadap penjualan kendaraan komersial Isuzu.

Sedangkan, General Manager Technical Product Support PT IAMI Beny Dwyanto menyebutkan, Isuzu sangat peduli terhadap efisiensi customer-nya. Apalagi, IAMI banyak bergerak di segmen kendaraan niaga yang jam operasionalnya sangat padat.

Bahkan, untuk sektor logistik armadanya bisa beroperasi selama 24 jam. Untuk itu, selain kondisi mesin kendaraan harus prima, sopirnya juga harus memiliki kemampuan mengemudi yang mumpuni, sehingga bisa tercipta tingkat efisiensi yang optimal dalam memberikan layanan yang prima terhadap para konsumennya.

Baca juga: Satu Tahun Mengaspal, Ini Plus Minus Luar Dalam Suzuki XL7

Beny mengatakan, salah satu komponen biaya yang memegang peranan penting dalam industri logistik adalah biaya bahan bakar minyak (BBM) kendaraan pengangkut.

Tingginya biaya BBM ini sangat dipengaruhi oleh dua hal yakni karakter mesin kendaraan dan gaya mengemudi dari para sopir yang membawa kendaraan logistik.

Teknologi Commonrail

IAMI sejak tahun 2011 telah menggunakan teknologi commonrail untuk mesin kendaraan niaga. Salah satu keunggulan mesin commonrail ini adalah bahan bakarnya lebih irit dibanding mesin konvensional dan pembakarannya lebih sempurna.

Sedangkan, untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai cara mengemudi yang baik dan benar, beberapa tahun terakhir ini Isuzu secara rutin terus memberikan edukasi kepada para pengemudi dari fleet customer.

“Rata-rata pengemudi yang mengikuti training di Isuzu setelah kembali ke perusahaan tempat kerjanya mereka mampu menghemat BBM sekitar 20 persen - 30 persen. Hal ini terjadi karena karakter mengemudi mereka telah diubahkan,” kata Beny dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Selasa (13/4/2021).

Isuzu GIGA - FRR 90 Qkompas.com Isuzu GIGA - FRR 90 Q

Beny menyampaikan, selain mengajari cara mengemudi yang baik dan benar, para sopir tersebut juga diberikan pengetahuan tentang keamanan berkendara dan kemampuan melakukan servis ringan.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Dakota Buana Semesta Deni Arijanto yang bergerak di sektor logistik mengatakan, faktor efisiensi menjadi salah satu pertimbangan perseroran dalam memilih armada untuk mengangkut logistik.

Hal ini penting karena faktor BBM berkontribusi sekitar 15 persen terhadap biaya operasi perseroan.

“Jadi, jika bisa dilakukan penghematan maka hal tersebut akan berdampak pada persaingan dan tentunya keuangan perusahaan juga,” ujarnya.

Baca juga: Bisakah Aplikasi SIM Online Dipakai untuk Membuat SIM Baru?

Isuzu Elf varian boxIstimewa Isuzu Elf varian box

Deni menjelaskan, saat ini PT Dakota Buana Semesta memiliki 200 armada Isuzu dari total 600 unit armada yang dimilikinya. Pihaknya memilih Isuzu karena selain faktor mesin kendaraan, juga karena adanya dukungan after sales service yang memadai, termasuk pelatihan bagi para sopir dan mekanik.

“Hal ini penting karena bagi pelaku usaha di sektor logistik kendaraan harus tepat guna dan efisiensi agar bisa bersaing di pasar,” ucap Deni.

Sementara itu, Fauzan Muhamad, salah seorang pengemudi PT Dakota Buana Semesta yang mengikuti pelatihan eco driving di Isuzu Training Center Bekasi, mengatakan, pelatihan yang diberikan Isuzu tersebut sangat penting dan bermanfaat bagi para pengemudi.

Salah satu yang dipelajari di Isuzu Training Center adalah teknik mencapai performa maksimal dengan torsi yang rendah atau flat sekaligus menghemat BBM.

Isuzu Indonesia memulai ekspor TragaRuly Kurniawan/Kompas.com Isuzu Indonesia memulai ekspor Traga

“Penghematannya sekitar 10 persen – 20 persen jika melewati jalan nontol dan 30 persen jika melewati jalan tol karena kecepatannya bisa lebih konstan,” ujar Fauzan.

Attias mengatakan, kendaraan komersial Isuzu yang paling banyak diminati pelaku usaha logistik yakni Elf empat roda dan enam roda, Giga 4x2 dan 6x2, serta Traga.

Dikatakan, guna mendukung pelaku usaha di sektor logistik, IAMI memberikan layanan proaktif after sales service yang cepat dan mudah untuk menjaga kondisi kendaraan tetap prima. Dampaknya, biaya operasional lebih hemat dan jika terjadi problem dapat tertangani dengan cepat sehingga kendaraan dapat segera beroperasi kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com