JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan target pemerintah untuk produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) pada 2030 mencapai 600.000 unit.
Sementara produksi sepeda motor listrik, ditargetkan mencapai 2,45 juta unit. Sehingga mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat dan 1,1 juta ton pada roda dua.
Disamping itu target ini juga dalam rangka mendorong industri KBLBB di dalam negeri. Adapun pemerintah, telah memberikan berbagai insentif fiskal dan non fiskal.
Baca juga: Diskon PPnBM Diperluas, 115 Komponen Wajib Masuk Kandungan Lokal
"Misalnya, kepada konsumen kendaraan listrik berupa pengenaan PPnBM sebesar nol persen, pengenaan pajak Daerah (PKB dan BBNKB) paling tinggi sebesar 10 persen dari dasar pengenaan PKB atau BBNKB," kata Agus dalam keterangan tertulis, Kamis (1/4/2021).
Kemudian, diskon penyambungan daya listrik, pelat nomor khusus, dan insentif lainnya.
Sedangkan untuk perusahaan industri dapat memanfaatkan berbagai insentif seperti tax holiday, mini tax holiday, tax allowance, Pembebasan Bea Masuk, Bea Masuk Ditanggung Pemerintah, dan super tax deduction untuk kegiatan RD&D.
Agus mengatakan sejauh ini baru ada tiga perusahaan industri dalam negeri yang membangun fasilitas produksi kendaraan listrik roda empat atau lebih dengan kapasitas 1.480 unit per tahun.
Baca juga: Aksi Koboi di Jalanan, Bisa Kena Hukuman Mati
"Industri otomotif salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Saat ini, tercatat ada 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia," ujar dia.
Mereka telah menanamkan investasi hingga Rp71,35 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun.
Sektor ini dikatakan juga mampu menyerap tenaga kerja langsung 38 ribu orang dan lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.
Baca juga: Soal Pembatasan Usia Mobil Tua di DKI Jakarta, PPMKI Minta Solusi
"Kinerja produksi kendaraan roda empat atau lebih pada periode Januari-Februari 2021, tercatat sebesar 152 ribu unit, dan penjualan (wholesales) sebesar 102 ribu unit untuk periode yang sama," ujar Agus.
Adapun hingga akhir Maret 2021, usai diberlakukan relaksasi PPnBM-DTP pada mobil berkapasitas mesin sampai dengan 1.500 cc, telah terjadi peningkatan penjualan cukup signifikan. Yaitu, sekitar 140 persen dari penjualan bulan Februari 2021.
”Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi pemulihan sektor industri otomotif yang memiliki multiplier effect yang cukup luas bagi sektor industri lainnya, sehingga pada akhirnya akan mampu men-jumpstart perekonomian nasional,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.