Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Tangkap Investasi Baru Rp 17,6 Triliun dari Otomotif Jepang

Kompas.com - 15/03/2021, 07:56 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berhasil mengantongi sejumlah komitmen investasi baru dari perusahaan otomotif Jepang untuk Indonesia hingga Rp 17,6 triliun.

Jumlah itu diperoleh setelah melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada 10-11 Maret 2021 lalu, didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.

"Empat agenda pertemuan pertama yang dilakukan salah satunya ialah Mitsubishi Motors. Mereka memberikan komitmen akan ada penambahan investasi sebesar Rp 11,2 triliun pada akhir 2025," ucapnya di konferensi virtual belum lama ini.

Baca juga: Tambah Investasi Rp 11,2 T di Indonesia, Mitsubishi Mau Genjot Ekspor

Pabrik Mitsubishi di Indonesia.Istimewa Pabrik Mitsubishi di Indonesia.

Kemudian, pada hari kedua tim deligasi dari Indonesia menyepakati janji Honda Motor Company untuk menambah investasi sekitar Rp 5,2 triliun di Indonesia sampai dengan tahun 2024.

Komitmen tersebut bakal dimanfaatkan untuk pengembangan model kendaraan baru di dalam negeri serta memperluas jangkauan produksi serta ekspor.

"Mereka memberikan komitmen bahwa akan menambah investasi sampai dengan tahun 2024 sekitar 5,2 triliun termasuk dalam pengembangan model-model baru di Indonesia," kata Agus.

"Ia juga menyebut nanti ada fasilitas produksi yang di India dipindahkan ke Indonesia," tambahnya.

Sama seperti Honda, Suzuki turut berkomitmen menambah investasi di RI sebesar Rp 1,2 triliun. Rencananya, dana ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan kendaraan tipe Ertiga dan XL7.

Baca juga: Penjualan Mobil Mulai Naik Signifikan Usai Ada Insentif PPnBM

Pabrik Honda di Swindon, Inggriswww.swindonadvertiser.co.uk Pabrik Honda di Swindon, Inggris

"Ertiga dan XL7 ini basisnya ISG (Integrated Starter Generator). Hampir sama dengan mild hybrid, model-model ini yang dikembangkan akan menjadi model untuk tujuan ekspor di pasar Asia dan juga Latin Amerika," jelas Menperin.

Adapun pabrikan otomotif raksasa asal Jepang yang terakhir ditemui ialah Toyota Motors Company. Memang, tidak ada komitmen investasi baru yang bakal digelontorkan.

Tetapi, Toyota menegaskan kembali komitmennya dalam menambah investasi di Indonesia senilai 2 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 28 triliun hingga 2024.

"Toyota juga menyebut akan memperluas pasar ekspor dari 80 negara saat ini menjadi 100 negara. Lalu mengenai komitmen kendaraan listrik, tidak ada perubahan," ujar Agus.

Baca juga: Alasan Kemenperin Ngarep Jepang Ekspor Mobil Indonesia ke Australia

Fasilitas produksi baru Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, menyerap investasi 1 miliar dollar AS.M Lulut Fasilitas produksi baru Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, menyerap investasi 1 miliar dollar AS.

"Mereka akan tetap memproduksi kendaraan hibrida sebagai realisasi dari investasi tadi (Rp 28 triliun)," lanjutnya.

Kabar Toyota akan melakukan investasi tambahan sebesar Rp 28 triliun kali pertama disampaikan Agus saat melakukan pertemuan dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji di awal 2021.

Komitmen ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dengan memproduksi mobil hibrida dan listrik.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Perindustrian RI (@kemenperin_ri)

Sasar pasar Australia

Tidak hanya itu, dalam kesempatan sama Agus juga turut merayu para prinsipal otomotif Jepang untuk memberikan izin kepada APM-nya di Indonesia agar memperluas pasar ekspor, termasuk ke Australia.

Pasalnya, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral yaitu Indonesia-Australia Comperhensive Economy Partnership Agreement (IA-CEPA) yang memungkinkan bea masuk mobil sebesar nol persen.

Sehingga, mobil-mobil buatan Indonesia bisa lebih bersahabat harga jualnya di sana dan lebih jauh bisa semakin diserap pasar.

Baca juga: Mobil Mewah Kaisar Jepang Toyota Century, Keliaran di Jalanan Jakarta

Chief Officer MV Prometheus Leader M Edwin Kabalican mengawasi proses muat mobil Yaris Sedan produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di dermaga Car Terminal,  Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Chief Officer MV Prometheus Leader M Edwin Kabalican mengawasi proses muat mobil Yaris Sedan produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di dermaga Car Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.

"Saya melihat dari gesture mereka, ketika mereka dalam tanda petik saya tekan untuk membuka pasar otomotif mereka punya eagerness,” ujar Agus.

“Australia merupakan pasar yang baik dan potensial, mereka (produsen) juga paham, selain kita sudah mempunyai FTA (Free Trade Agreement) dengan Australia sehingga bea masuknya nol," katanya lagi.

Apalagi, Indonesia dengan Australia punya kesamaan posisi setir sehingga penyesuaian produksi kendaraan di dalam negeri tidak terlalu sulit.

"Australia merupakan negara yang dekat dengan Indonesia, dan yang paling penting Australia dan Indonesia sama-sama setir kanan, jadi tidak perlu lagi untuk membangun fasilitas di pabrik masing-masing untuk setir kiri, karena sama-sama setir kanan,” kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau