Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2021, 16:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini secara global pemakaian pelumas dengan base oil mineral masih lebih banyak ketimbang sintetik. Perbandingan keduanya mencapai 60:40.

Brahma Putra Mahayan, Jr Technical Specialist Pertamina Lubricants, mengatakan, angka tersebut bahkan lebih tinggi lagi di Indonesia, mencapai 80:20 untuk mineral.

"Di Indonesia, mineral masih 70-80 persen dan sintetik 30 persen," kata Brahma saat acara Pertamina Lubricants Workshop secara daring belum lama ini.

Baca juga: Siap-siap, Honda City Hatchback Meluncur Pekan Depan

Oli motorotoengine.com Oli motor

Brahma mengatakan setidaknya ada tiga faktor yang membuat pemakaian pelumas atau oli mineral lebih tinggi di Indonesia, yaitu soal harga, teknologi dan populasi.

"Konsekuensi sintetik ialah harga. Masyarakat di negara maju dengan daya beli tinggi dan kesadaran lingkungan lebih tinggi mulai beralih ke sintetik, tapi di Indonesia maaf ketimbang beli oli satu liter Rp 200.000 mereka masih berpikir kebutuhan yang lain," katanya. 

Kemudian soal teknologi. Brahma mengatakan di Indonesia masih banyak mobil tahun produksi 90'an dan 2000'an. Mobil tahun segitu lebih cocok pakai oli mineral.

"Untuk mesin teknologi lama tahun 80'an-90'an dengan teknologi tidak terlalu tinggi lebih cocok pakai mineral, karena celah di antara mesin juga sudah longgar," katanya.

"Juga masa pakai pelumas tidak terlalu lama. Zaman dulu manual book, ganti oli katakanlah 5.000 km tapi untuk mobil saat ini 10.000 km. Jadi perkembangan teknologi," kata Brahma.

Baca juga: Target Petronas Yamaha SRT, Jadikan Rossi Juara Dunia

Kemasan baru Enduro 4T Racing 0,8 liter menjadi kabar gembira bagi pengguna motor dengan tangki oli mesin berukuran kecil. Pengguna motor tak perlu khawatir lagi dengan sisa kelebihan oli. (Dok. Humas Pertamina). Kemasan baru Enduro 4T Racing 0,8 liter menjadi kabar gembira bagi pengguna motor dengan tangki oli mesin berukuran kecil. Pengguna motor tak perlu khawatir lagi dengan sisa kelebihan oli. (Dok. Humas Pertamina).

Banyaknya mobil-mobil usia tua ini katanya karena Indonesia belum menerapkan kebijakan scrap seperti di sejumlah negara lain.

"Dan karena Indonesia belum ada pembatasan usia kendaraan. Beda dengan negara maju setelah lima tahun di scrap, di Indonesia masih banyak mobil tahun 90'an dan 2000'an," katanya.

"Sehingga base oli mineral masih banyak dipakai sebab kendaraan tipe tersebut cocoknya pakai mineral," ungkap Brahma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com