JAKARTA, KOMPAS.com – Adanya pandemi Covid-19 di Indonesia ternyata berpengaruh pada penjualan bus bekas. Berbagai PO bus menjual busnya dengan harga yang cukup miring, sehingga banyak orang yang membeli bus bekas ini.
Harga dari bus bekas juga menarik, untuk bus besar bisa dijual seharga Rp 400 jutaan. Jika dibandingkan dengan membuat bus dari baru, untuk sasisnya saja minimal Rp 700 juta, ditambah pembuatan bodi sekitar Rp 400 juta.
Lalu ketika ingin membeli bus bekas, baik untuk pribadi atau perusahaan, apa saja yang harus diperiksa?
Penjual Bus Bekas Bigbird Handoko mengatakan, mengambil bus bekas, tentunya harus memerhatikan soal perawatan dari pemilik sebelumnya. Perawatan paling penting ada di bagian mesin dan AC.
“Kalau kaki-kaki perbaikannya enggak begitu mahal. Tapi kalau sudah di mesin, salah pilih unit bisa menghabiskan biaya sampai ratusan juta buat mesinnya saja. Begitu juga komponen AC, setidaknya bisa puluhan juta kalau untuk perbaikannya,” ucap Handoko kepada Kompas.com, Rabu (24/2/2021).
Kemudian perhatikan juga basis pembuat bodinya dan sebisa mungkin beli bus bekas pariwisata. Kalau basis bodi, memengaruhi harga dan kualitas, misalnya sekarang yang paling mahal itu ada Adiputro, lalu Morodadi Prima juga banyak yang cari karena kokoh bodinya.
“Dari bodi, mesin, kemudian sasis juga diperhatikan dan riwayat bus tadi apakah pernah mengalami kecelakaan atau tidak. Terus kalau beli bus yang sudah pernah turun mesin juga enggak masalah, karena biasanya sudah diperbaiki semua,” kata Handoko.
Kemudian memilih unit bekas bus pariwisata dikarenakan kilometernya yang pasti di bawah bus yang memiliki trayek. Namun bukan berarti bus-bus bekas AKAP itu jelek, semua bagus, namun lebih bagus lagi yang bekas pariwisata.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/02/25/071200615/beberapa-hal-yang-perlu-diperhatikan-saat-beli-bus-bekas