Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Mobil Disebut Sudah Meningkat Sebelum Ada Relaksasi Pajak

Kompas.com - 22/02/2021, 10:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penjulalan mobil nasional sempat anjlok terkena dampak pandemi pada 2020. Gaikindo bahkan mencatat, angka distribusi mobil dari pabrik ke diler turun hingga 48 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski begitu, tren rata-rata penjualan mobil tiap bulannya sudah meningkat sejak akhir tahun lalu. Kondisi ini diklaim akan terus mengalami peningkatan tanpa adanya insentif pajak bagi pembelian mobil baru.

Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan, kebijakan relaksasi yang dilakukan pemerintah kurang tepat.

Baca juga: Honda Kenalkan HR-V Generasi Baru, Siap Mengaspal April 2021

Sales promotion girl berpose di samping Mitsubishi Pajero Sport saat ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (28/4/2017). Pameran otomotif terbesar di Indonesia ini berlangsung hingga 7 Mei mendatang. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Sales promotion girl berpose di samping Mitsubishi Pajero Sport saat ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (28/4/2017). Pameran otomotif terbesar di Indonesia ini berlangsung hingga 7 Mei mendatang. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Pasalnya tanpa ada relaksasi Pajak Penjualan atas Barang MEwah (PPnBM) sekalipun, masyarakat tetap membelanjakan uangnya untuk membeli mobil.

Oleh sebab itu, perlu dilihat seberapa efektif kebijakan ini bisa mendorong konsumsi masyarakat kelas menengah.

“Tanpa ada insentif PPnBM ini pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor ini akan kembali menuju normal. Kalau bisa sampai penjualan 1 juta unit per tahun dengan angka 80.000 unit per bulan.

Baca juga: Lesu, Pasar Mobil Bekas Mulai Kena Dampak Diskon Pajak

Ilustrasi penjualan mobil. ISTIMEWA Ilustrasi penjualan mobil.

Berdasarkan data CEIC tahun 2021, penjualan ritel penjualan ritel seluruh kendaraan sebelum pandemi (Maret 2019-Februari 2020) berada di angka 0,98 persen. Lalu pada Maret 2020-Desember 2020 meningkat menjadi 5,36 persen.

"Artinya dengan data ini menunjukkan konsumen ini punya daya beli saat pandemi tapi memang pembelian hanya bagi sebagian kalangan menengah atas," ujar Tauhid, dalam diskusi virtual (21/2/2021).

Tauhid juga menjelaskan, penjualan ritel kendaraan tipe 4x2 kurang dari 1.500 cc pada Maret 2019-Februari 2020 sebesar 0,82 persen. Lalu pada Maret 2020-Desember 2020 menjadi 5,42 persen.

Baca juga: Triton Salah Masuk Gigi dan Masuk Sungai, Kenali Kendaraan Sebelum Nyetir

Ilustrasi produksi mobil di pabrik Daihatsu.KOMPAS.com / FEBRI ARDANI Ilustrasi produksi mobil di pabrik Daihatsu.

Hal yang sama juga terjadi pada kendaraan tipe non 4x2 kurang dari 1.500 cc pada Maret 2019-Februari 2020 sebesar 1,16 persen. Sedangkan pada Maret 2020-Desember 2020 menjadi di atas 5 persen.

Menurut Tauhid, penurunan pembelian kendaraan bermotor memang sempat terjadi pada awal pandemi Covid-19.

Setidaknya penurunan terjadi selama tiga bulan pertama pandemi di Indonesia, yakni pada Maret, April dan Mei.

Baca juga: Ragam Promo Beli Motor Baru di IIMS Virtual 2021

Kredit kendaraan jadi alternatif pembayaran yang mendominasi transaksi jual beli saat ini.Zulkifli BJ Kredit kendaraan jadi alternatif pembayaran yang mendominasi transaksi jual beli saat ini.

 

Namun setelah mengalami penurunan drastis, proses pemulihan penjualan mobil tersebut kembali meningkat secara signifikan.

"Jadi memang sempat turun drastis di awal pandemi, tapi kemudian kembali naik lebih cepat dari yang sebelumnya, meskipun secara tahunan mengalami penurunan yang signifikan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau