Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpaksa Menerjang Banjir, Matikan Mesin Mobil Jika Air Setinggi Ini

Kompas.com - 21/02/2021, 13:01 WIB
Ari Purnomo,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir yang terjadi di wilayah Jabodetabek membuat pengendara kendaraan bermotor kesulitan untuk melintas.

Tetapi, tidak sedikit pengemudi mobil yang nekat menerjang banjir ketika melintas di wilayah yang tergenang air.

Bahkan, tidak jarang pengemudi mengabaikan batas aman ketinggian air yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.

Sehingga, banyak mobil yang akhirnya terjebak banjir dan mogok ketika nekat menerabas genangan air.

Baca juga: Estimasi Biaya Perbaikan Mobil yang Rusak Usai Terjang Banjir, MInimal Rp 6 Juta

Mobil yang macet setelah menerjang banjir bisa menjadi tanda adanya masalah serius terjadinya kerusakan pada mesin.

Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi Jalan Gunung Sahari Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (17/1/2014). Hujan lebat yang mengguyur Jakarta sejak pagi, membuat jalan tersebut tergenang dan diperparah sistem drainase yang kurang baik. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi Jalan Gunung Sahari Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (17/1/2014). Hujan lebat yang mengguyur Jakarta sejak pagi, membuat jalan tersebut tergenang dan diperparah sistem drainase yang kurang baik.

Hal ini disebabkan karena air dalam jumlah banyak masuk ke ruang bakar sehingga mengganggu kinerja pelumas yang ada di dalam mesin.

Division Head After Sales & Biz Solution CARfix Indonesia Sigit Wahyu Anggoro mengatakan, saat terpaksa menerjang banjir menggunakan mobil hal pertama yang perlu diperhatikan adalah ketinggian air.

Jika ketinggian air masih sebatas setengah ban kemungkinan masih aman untuk dilintasi menggunakan kendaraan roda empat.

Baca juga: Begini Cara Benar Keluarkan Air dari Motor yang Terendam Banjir

Tetapi, jika ketinggian air sudah melebihi ketinggian ban bahkan sampai ke bagian mesin tentunya hal ini cukup berbahaya.

“Jangan sampai air banjir setinggi mesin, bila hal itu terjadi sebaiknya segera matikan mesin,” kata Sigit kepada Kompas.com, Minggu (21/2/2021).

Suasana ketika sebuah mobil menerobos banjir yang terjadi di sekitar kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (12/1/2014). Banjir ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi di kawasan ibukota yang terjadi sejak Minggu malam (11/1/2014). KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Suasana ketika sebuah mobil menerobos banjir yang terjadi di sekitar kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (12/1/2014). Banjir ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi di kawasan ibukota yang terjadi sejak Minggu malam (11/1/2014).

Sigit menambahkan, ketika mesin tetap dinyalakan sementara air semakin tinggi bisa menyebabkan terjadinya water hammer.

“Sebaiknya segera telepon mobil derek atau meminta bantuan untuk memindahkan mobil, agar tidak mengalami water hammer,” ucapnya.

Baca juga: Jangan Nekat, Ini Batas Aman Sepeda Motor Terobos Banjir

Ketika mobil sudah mengalami water hammer maka biaya untuk perbaikannya juga cukup besar hingga mencapai puluhan juta rupiah.

Sigit juga menyarankan, agar saat melintas di jalan yang tergenang memilih jalan yang pinggir sehingga jika harus mematikan mesin, posisi mobil berada di pinggir dan bukan di tengah jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau