Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jenu yang Borong Mobil Pilih Transmisi Manual, Ini Alasannya

Kompas.com - 20/02/2021, 10:02 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

TUBAN, KOMPAS.com - Aksi memborong mobil baru yang dilakukan oleh warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur (Jatim) sempat membuat heboh jagat maya.

Pasalnya, para warga yang baru saja menerima uang hingga puluhan miliar dari hasil penjualan tanah ke Pertamina itu beramai-ramai membeli mobil baru.

Bahkan tidak sedikit warga yang membeli hingga lebih dari satu unit bahkan sampai memborong empat unit sekaligus.

Uniknya, meski membeli mobil baru ternyata tidak sedikit warga yang belum bisa mengemudikan kendaraan roda empat.

Baca juga: Heboh Warga Satu Kampung Beli Ratusan Mobil Baru, Diler Kewalahan

Mengenai tipe mobil yang dipilih oleh warga yang menjadi miliarder dadakan tersebut juga tidak sembarangan, harganya rata-rata di atas Rp 300 juta.

Tetapi, untuk pilihan jenis transmisi ternyata warga justru memilih yang bertransmisi manual dibandingkan dengan matik.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Cabang Bengkel Auto2000 Tuban Ari Surjono kepada Kompas.com, Jumat (19/2/2021).

Ari menyampaikan, rata-rata warga yang membeli mobil di Auto2000 lebih suka dengan transmisi manual.

“Warga justru memilih membeli mobil transmisi manual dibandingkan dengan yang matik, kisarannya bisa 70 persen," kata Ari.

Baca juga: Dapat Uang Rp 24 Miliar, Pria Ini Beli Xpander meski Belum Bisa Nyetir

Beberapa alasan yang membuat warga lebih suka dengan mobil bertransmisi manual, kata Ari, mobil manual itu lebih mendominasi di daerah.

Kemudian di samping itu juga adanya masukan dari saudara, tetangga atau orang yang sudah lebih dulu mempunyai mobil.

“Jadi mereka mendapatkan masukan dari saudara-saudara atau yang punya pengalaman memiliki mobil, mereka sangat memperhatikan masukan tersebut sehingga memilih mobil manual,” ujarnya.

Kemudian juga ada yang beranggapan bahwa kendaraan bertransmisi otomatis akan lebih boros konsumsi bahan bakarnya hingga biaya servis juga lebih mahal.

Baca juga: Cerita Sutrisno, Dapat Uang Rp 15, 8 M Langsung Beli HR-V, Xpander, Innova, dan Pikap

Selain itu, lanjut Ari, kondisi lalu lintas di wilayah Tuban juga relatif masih lancar atau tidak semacet daerah lain misalkan di Jakarta.

“Di daerah itu yang lebih umum atau banyak dipilih adalah yang manual. Kemudian tingkat kemacetan juga tidak terlalu tinggi seperti di Jakarta,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau