Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/01/2021, 15:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini tersebar video di media sosial yang memperlihatkan aksi bajing loncat. Dalam video berdurasi 22 detik itu, seorang anggota TNI berusaha mencegah aksi tersebut.

Dari video itu, terlihat aksi bajing loncat yang mengambil barang di belakang truk memang sering terjadi. Bahkan, pelaku nekat melakukan aksinya pada siang hari saat kondisi jalan cukup ramai.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Bambang Widjanarko mengatakan, beberapa video tentang bajing loncat yang banyak beredar saat ini hampir semuanya terjadi di Sumatera, terutama Provinsi Sumatera Utara.

Baca juga: Razia Knalpot Langsung Dirusak di Tempat, Ini Kata Produsen Knalpot

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by otomtalk (@otomtalk)

“Kejadian seperti itu kebanyakan di Medan, kalau di kota-kota lain tidak seberani itu. Mungkin di sana karena bajing loncatnya banyak dan nekat, lalu aparatnya kurang banyak dan kurang tegas,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Selain itu, untuk menindak aksi bajing loncat ini masih sulit untuk dilakukan. Ketua Umum Ikatan Keluarga Pancanaka Nusantara (IKPN) Kyatmaja Lookman mengatakan, saat ini pengusaha pengiriman barang hanya bisa menggunakan sistem yang ada dan belum banyak bisa diperbuat.

“Ya antisipasi internal, seperti melakukan konvoi dan pengawasan menggunakan GPS bisa dilakukan. Namun, pengemudi cuma bisa pasrah saat ada aksi bajing loncat dan melakukan antisipasi mandiri,” ucap Kyatmaja kepada Kompas.com.

Baca juga: Cerita 5 Tahun Pakai Mobil Listrik, Ngecas Gampang tapi Takut Air

Pelaku perampasan HP kepada supir truk di tol Kemayoran, Jakarta PusatAkun instagram @jktinfo Pelaku perampasan HP kepada supir truk di tol Kemayoran, Jakarta Pusat

Selain aksi bajing loncat, para sopir truk juga sering bertemu dengan pemalak. Bambang mengatakan, pemalakan ini sekarang sedang marak terjadi di kawasan Tanjung Priok. Mereka menghentikan truk untuk meminta uang ke sopir.

“Usahakan pemalak tetap berada di bawah, jangan sampai naik ke truk. Kalau sudah berhasil naik dan menjangkau kabin, akan ebih sulit ditangkal. Mereka akan meminta lebih banyak dan macam-macam,” ucap Bambang.

Bambang menambahkan, bagi hasil antara sopir dan pengusaha biasanya lebih besar di pengemudi saat melewati jalur yang berbahaya.

Berbahaya di sini salah satunya karena banyak aksi premanisme, jadi sopir sebisa mungkin menyediakan uang receh untuk para pemalak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke