Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Tuntutan Sistem Transportasi RI di Masa Depan

Kompas.com - 29/12/2020, 07:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem transportasi di Indonesia dituntut untuk bisa berkembang lebih masif, sehingga bisa menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. 

Meski perlahan, tapi kemajuan transportasi di Indonesia memang terjadi, tapi masih ada beberapa tuntutan yang wajib dipenuhi di masa depan.

Pendiri Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Suyono Dikun mengatakan, setidaknya sektor transportasi Indonesia harus memiliki sejumlah sifat seperti sustainable (berkelanjutan), integrated (terintegrasi), berkesesuaian dengan tata ruang, ramah lingkungan, seamles, dan menjadi bagian pertumbuhan ekonomi ke depan.

Baca juga: Akhir Tahun, Pemesan Bus di Karoseri Masih Lesu

Tidak hanya itu, sektor transportasi juga dituntut untuk hemat energi, berteknologi tinggi dan mampu menjamin pergerakan manusia atau barang jadi lebih cepat.

"Transportasi Indonesia ke depan semestinya mempunyai sifat untuk bisa lebih maju, lebih cepat, lebih aman, nyaman, dan selamat," kata Suyono dalam webinar Outlook Transportasi 2021, Senin (28/12/2020).

Proyek pembangunan jalan layang khusus bus transjakarta Koridor XIII Kapten Tendean - Blok M - Ciledug masih dalam tahap proses pemasangan Boks Girder dan ekspantion Join serta beberapa pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Parapet serta Shelter Bus Transjakarta di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016). Proyek jalan layang sepanjang 9,4 kilometer tersebut merupakan salah satu upaya mengintegrasikan transportasi umum antarwilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Proyek dijadwalkan selesai pada akhir 2016.GARRY ANDREW LOTULUNG Proyek pembangunan jalan layang khusus bus transjakarta Koridor XIII Kapten Tendean - Blok M - Ciledug masih dalam tahap proses pemasangan Boks Girder dan ekspantion Join serta beberapa pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Parapet serta Shelter Bus Transjakarta di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/11/2016). Proyek jalan layang sepanjang 9,4 kilometer tersebut merupakan salah satu upaya mengintegrasikan transportasi umum antarwilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya. Proyek dijadwalkan selesai pada akhir 2016.

Dari sisi sustainable, kata Suyono, transportasi Indonesia ke depan harus menjadi sistem yang mampu melakukan pembangunan keberlanjutan, mampu mengurai simpul pergerakan manusia, dari kota ke desa, pun sebaliknya.

“Transportasi Indonesia di masa depan adalah sistem yang harus terintegrasi antarmoda dan antarsubsektor, guna mewujudkan optimasi dan efisiensi sektor secara rasional,” kata Suyono.

Baca juga: Ini Alasan Bus Lintas Sumatera Kerap Terlihat Kotor

Transportasi Indonesia di masa depan juga harus berkesesuaian dengan penataan ruang nasional dan bersama-sama membentuk pola struktur ruang dan pergerakan ekonomi yang efisien serta efektif.

“Hal itu harus diiringi dengan pengimplementasian transportasi yang ramah lingkungan, dan harus jauh lebih bersih dari emisi gas buang dan lebih senyap dari kebisingan. Seperti electric vehicle yang saat ini sudah marak di Indonesia,” kata Suyono.

Ilustrasi proses charge mobil listrik Hyundai IoniqKOMPAS.com/Ruly Ilustrasi proses charge mobil listrik Hyundai Ioniq

Lebih lanjut lagi Suyono mengatakan, transportasi Indonesia di masa depan harus memiliki sifat seamless, atau sistem yang mampu menelusuri pulau-pulau dan menjembatani secara tidak terputus hubungan antara pulau besar dan kecil lainnya.

Suyono berharap di masa depan, sektor transportasi nasional bisa menjadi sistem yang terintegrasi dengan aspek ekonomi. Termasuk menjadi bagian yang integral dari pergerakan ekonomi nasional.

“Transportasi Indonesia di masa depan juga harus berteknologi tinggi, sebagai sistem yang sudah melakukan adopsi dan adaptasi teknologi maju yang setara dengan negara-negara maju di Asia lain," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau