JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara di jalan tol saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), biasanya sering menemui bus di perjalanan. Tak jarang kita juga menemukan posisi kendaraan kita berada di belakang bus.
Berkendara di belakang bus membuat sebagian orang merasa jengkel. Sebab, jadi membatasi pandangan ke arah depan dengan dimensi bus yang tinggi dan besar. Sehingga, muncul niat ingin menyalip.
Baca juga: Waspada Berada di Dekat Truk dan Bus Saat Libur Nataru
Sebelum melakukannya, perlu diketahui bahwa menyalip bus tidak sama dengan menyalip mobil biasa, apalagi di jalan tol. Sebab, lebih berbahaya dan ada teknik khusus.
Kendaraan besar memiliki blind spot atau titik buta yang tidak terjangkau kaca spion. Cakupan area blind spot pada bus juga cukup luas. Sehingga, pandangan pengemudinya relatif lebih terbatas.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, sekitar 70 persen kecelakaan di jalan tol terjadi karena menyalip kendaraan lain.
“Kalau memang tidak perlu, sebaiknya jangan menyalip. Hal tersebut berbahaya, karena kita menggunakan jalur orang lain, dan juga menambahkan kecepatan,” ujar Jusri, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Persiapan Libur Nataru, Hindari Berkendara pada Jam Peralihan
Jusri menambahkan, saat menyalip bus atau truk, ada yang namanya Rumus PDA.
“P, penting atau perlu tidak untuk menyalip. Lalu D, dibenarkan tidak posisi kita saat menyalip, seperti jangan menyalip di tanjakan atau turunan, tikungan, jembatan, marka jalan, persimpangan, jalan yang rusak, zebra cross, dan lainnya. Terakhir A, aman tidak untuk menyalip,” kata Jusri.
Selain menerapkan Rumus PDA, baru setelahnya melakukan strategi menyalip. Perhatikan kondisi bidang pandang, sebaiknya tetap 50 persen sampai 60 persen, dan jangan terlalu dekat untuk menyalip.
“Selanjutnya, cek spion untuk melihat keadaan di belakang. Jika sudah aman, lakukan head check atau menoleh sekilas untuk memastikan kondisi benar-benar aman untuk menyalip,” ujar Jusri.
Jusri mengatakan, jangan memotong secara tiba-tiba di depan bus. Sebab, kendaraan besar tersebut memerlukan waktu yang lebih lama untuk pengereman.
“Jangan lupa untuk selalu berkomunikasi dengan kendaraan di sekitar, baik dengan memberi isyarat lampu atau klakson,” kata Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.