Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Akibatnya jika Tekanan Udara Ban Mobil Sering Kurang

Kompas.com - 15/12/2020, 12:42 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perawatan pada kendaraan sebaiknya memang sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, termasuk juga tekanan udara pada ban.

Ukuran tekanan udara ini akan lebih baik jika sesuai dengan petunjuk atau plancard yang biasanya dipasang pada bagian pintu mobil tidak kurang atau pun lebih.

Hal ini karena ukuran tersebut sudah disesuaikan dengan jumlah penumpang, kenyamanan dan tingkat keamanan selama mobil dikendarai.

Hanya saja, selama ini tidak sedikit yang masih meremehkan perihal ukuran tekanan udara pada bagian karet pelapis pelek tersebut.

Baca juga: Mengapa STNK Kendaraan yang Sudah Dijual Perlu Diblokir?

Bahkan, ada juga yang sengaja mengurangi ukurannya hanya karena percaya bahwa hal itu bisa meningkatkan daya cengkeram ban waktu hujan.

Ban kempis setelah meledakshutterstock Ban kempis setelah meledak

On Vehicle Test (OVT) PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, jika tekanan udara pada ban mobil kurang dari yang seharusnya maka efeknya cukup banyak.

“Kondisi kerusakan paling buruk pada ban adalah disebabkan karena kurangnya tekanan udara. Kurangnya udara pada ban sama juga dengan beban yang berlebihan,” kata Zulpata kepada Kompas.com, Senin (14/12/2020).

Zulpata menambahkan, efek yang akan terjadi jika tekanan udaranya dibiarkan kurang antara lain handling menjadi berat, daya cengkeram ban berkurang, respons ban juga menjadi lebih lambat.

Baca juga: Begini Cara Mudah Blokir STNK Tanpa Harus ke Samsat

“Selain itu, efek lainnya seperti daya pengereman ban juga akan menurun. Baik dalam kondisi jalan basah maupun kering, stabilitas juga akan berkurang dan lebih berpotensi terjadinya gejala aquaplaning,” tuturnya.

Tidak hanya itu, ban yang tekanan udaranya kurang juga akan mengalami kerusakan. Seperti terjadinya keausan pada kedua sisi telapaknya.

posisi stiker tekanan udara banKompas.com/Fathan Radityasani posisi stiker tekanan udara ban

“Dalam kondisi yang lama kalau dibiarkan ban dalam keadaan kurang udara tapi tetap dijalankan terus menerus, apalagi di jalan yang panjang, kecepatan cukup tinggi, akan membuat sekeliling dinding ban melepuh,” kata Zulpata.

Kondisi tersebut, lanjut Zulpata, disebabkan karena terjadinya defleksi yang berlebihan ketika ban kekurangan tekanan udara.

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan

“Sehingga dinding ban juga bisa mengalami retak. Selain itu, bisa juga dinding ban terlindas di antara pelek dan permukaan,” katanya.

Untuk itu, Zulpata menyarankan, agar pemilik kendaraan menjaga tekanan udara pada ban. Baik saat kendaraan tidak digunakan atau pun akan digunakan.

Tekanan udara yang paling bagus adalah yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, tidak kurang dan juga tidak lebih,” ucapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau