JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian pengendara motor gede (moge) Honda CBR1000RR SP yang bersitegang dengan pengemudi Daihatsu Ayla ramai menjadi perbincangan.
Kejadian itu diduga berawal dari pengemudi Ayla terpancing emosi ketika mendengar suara knalpot moge tersebut.
Akhirnya keduanya terlibat keributan di jalan dan berakhir dengan sepeda motor seharga Rp 699 juta ditabrak dan mengalami rusak.
Benarkah suara moge sering membuat orang terintimidasi hingga membuat emosi sesaat? Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, selama ini pengendara sering tidak fokus ketika berkendara di jalan raya.
Baca juga: Pelat Nomor Mobilnya Dipalsukan, Anggota DPRD Sragen Ketiban Sial
“Sehingga, ketika ada suara, sinar, ataupun manuver dari pengendara lain yang seketika bisa membuat pengendara tersebut kaget,” kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (20/11/2020).
Sony menambahkan, perasaan kaget bisa membuat adrenalin naik dan berujung kesal hingga emosi. Mengenai suara moge, menurutnya, selama ini sudah disesuaikan dengan standar dari pabrikan.
“Suara mode sebenarnya sudah disesuaikan dengan standarnya, tapi yang jadi masalah kalau dimodifikasi atau digeber-geber sehingga lebih keras dan memekakkan telinga,” ucapnya.
Ketika knalpot sudah dimodifikasi, kata Sony, akan menjadi awal munculnya masalah dengan pengendara lainnya.
Baca juga: Jika SIM Hilang, Pemilik Harus Bikin Baru Lagi?
“Di sinilah titik konflik pasti terjadi, tinggal tunggu adu kekuatan atau nyali aja kan. Coba deh untuk sadar berkendara yang benar, bahwa jalan milik umum, tolong dipergunakan dengan bijaksana,” tuturnya.
Menurutnya, jika saja pengendara moge berjalan lebih pelan, manuver lebih halus, dan tidak menggeber-geber kendaraannya, tidak akan membuat pengendara lain kaget. Meskipun suara knalpotnya keras atau sudah dilakukan modifikasi.
“Ada salah kaprah dalam penggunaan jalan umum oleh oknum sekelompok orang yang naik moge, dan ini harus ditertibkan,” ucapnya.
Baca juga: Catat, Ini Syarat dan Biaya Mengurus SIM yang Hilang
Sony juga menyarankan agar tetap menjaga emosi ketika berkendara di jalan raya. Sebab, emosi ketika berkendara sama sekali tidak ada untungnya.
“Cari musuh itu paling mudah di jalan raya, tapi masalahnya semua yang ada di jalan raya itu pengemudi, bukan petarung. Jadi kalau ketemu apesnya, lawan yang diajak berantem lebih kuat atau kalah. Akhirnya bukan siapa yang menang atau kalah, tapi yang jadi korban bisa melaporkan tindakan pidana," kata Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.