JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota klub motor gede (moge) Harley Owners Group (HOG) terlibat pengeroyokan anggota TNI saat melakukan touring di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Atas kejadian tersebut dua anggota HOG ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu 13 unit motor dengan merek Harley-Davidson yang dipakai konvoi ikut ditahan.
Kejadian bermula saat ada rombongan konvoi yang tertinggal. Saat mengejar barisan depan rombongan bersikap arogan dan membuat dua anggota TNI yakni Serda Yusuf dan Serda Mistari nyaris jatuh.
Karena kejadian tersebut Serda Yusuf kemudian mengejar dan memberhentikan rombongan. Setelah berhenti rombongan itu justru mengejar dan mengeroyok korban.
Baca juga: Agar Tak Bikin Emosi Pengguna Jalan Lain, Pahami Etika Pakai Lampu Dim
Terlepas dari kejadian tersebut, konvoi motor memang perlu pemahaman, Head Of Safety Riding Wahana, Agus Sani, mengatakan, peran road captain dan sweeper sangat penting saat touring.
“Pertama, adanya pemimpin konvoi atau road captain yang memimpin sampai ke tujuan. Kemudian peserta konvoi juga disesuaikan dengan jauh-dekatnya jarak yang ditempuh,” ucap Agus kepada Kompas.com, belum lama ini.
Agus mengatakan, jumlah peserta juga mesti dibatasi. Jika terlalu banyak lebih baik dibuat beberapa kloter.
Jika perjalanan jauh ke luar kota, jumlah peserta maksimal 15 motor dan untuk touring di dalam kota atau biasa disebut rolling thunder bisa sampai 30 motor atau lebih.
Alasan dibatasinya jumlah peserta konvoi untuk mencegah kemacetan dan mengurangi risiko kecelakaan. Rombongan yang besar juga bisa dibagi ke dalam kelompok- kecil sehingga masih bisa terkontrol dengan efektif.
“Semakin banyak peserta maka semakin sulit mengontrol rombongan, apalagi jika keterampilan masing-masing rider berbeda. Lebih baik lagi jika dibagi menjadi beberapa kloter, nanti berkumpul di titik temu,” kata Agus.
Baca juga: Bahaya Ganti Mika Bening pada Lampu Rem Sepeda Motor
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.