Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perseteruan Fortuner Vs Vitara di Cibubur, Ingat Cara Redam Emosi

Kompas.com - 30/10/2020, 07:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

"Pertama adalah faktor risiko, yaitu darah tinggi, kolesterol, kencing manis, keturunan dan lainnya. Kedua faktor pemicu, ini bukan sebagai penyebab serangan jantung. Faktor pemicu hanya kondisi yang memicu apa yang sudah ada sebelumnya, contoh aktifitas fisik berat, kondisi lelah atau emosi," ujar Antonia kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (18/02/2020).

Kebanyakan masyarakat saat ini memang tidak mengetahui atau kurang menyadari akan kondisi kesehatannya, sehingga ketika ada pemicu maka bisa terjadi serangan jantung yang bisa berakibat fatal

Antonia mengatakan, 65 persen dari laki-laki mengalami gejala serangan jantung yang mendadak, sedangkah 35 persen masih mengalami gejala terlebih dahulu sehingga masih bisa ditolong.

Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant turut angkat bicara, ia memberikan beberapa tips untuk mengurangi risiko terjadi serangan jantung ketika mengemudi.

“Istirahat sangat penting untuk menjaga stamina dalam beraktivitas. Sebuah mesin saja jika tidak pernah dimatikan pasti akan cepat rusak, apalagi tubuh manusia yang harus fokus mengemudikan sebuah mesin atau kendaraan,” ujar Sony kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (18/02/2020)

Istirahat dan tidur yang baik untuk tubuh minimal 6 jam, Sony menegaskan bagi pengemudi yang sering berkendara harus beristirahat setiap 3 jam sekali, apalagi sedang melakukan perjalanan luar kota.

Kemudian, ketika ingin beraktivitas harus disesuaikan dengan siklus tubuh manusia, “Waktu yang tepat bagi tubuh beraktifitas termasuk mengemudi itu pagi hingga sore. Maka saat malam hari adalah waktunya tubuh untuk beristirahat. Ketika hal ini tidak dilakukan pasti akan ada konsekuensi kesehatan yang harus ditanggung,” ujar Sony

Terakhir, hal sepele yang sering diabaikan oleh pengendara, yaitu mengemudi secara agresif dan emosi.

“Semakin kencang dan agresif saat mengemudi, maka akan semakin tinggi adrenaline. Artinya semakin cepat irama jantung bekerja,” kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com