Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengemudi Saat Musim Hujan, Waspada Terjadi Aquaplaning

Kompas.com - 22/10/2020, 08:12 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki musim hujan perilaku mengemudikan kendaraan roda empat sebaiknya juga diubah.

Perbedaan kondisi aspal membuat perubahan pada daya cengkeram ban saat melaju di atasnya. Terlebih, jika kondisi jalan tergenang air maka bisa menyebabkan terjadinya aquaplaning.

Kondisi ini adalah hilangnya daya cengkeram ban pada aspal yang terjadi pada mobil. Dalam kondisi tertentu aquaplaning bisa memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas yang fatal.

Aquaplaning atau yang juga disebut hydroplaning bisa terjadi ketika mobil melaju di jalan yang tergenang dengan kecepatan tinggi.

Baca juga: Catat, Ini Jadwal Penghapusan Denda Pajak Kendaraan di 7 Provinsi

Zulpata Zainal, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk, mengatakan, aquaplaning ini tidak dapat dicegah. Bahkan tidak ada cara untuk mengatasi jika seorang pengemudi sudah mengalami kondisi ini.

Menurut dia, yang dapat dilakukan oleh pengemudi adalah dengan cara mengurangi kecepatan kendaraan ketika melintas di jalan yang ada genangan airnya.

Aquaplaningyoutube.com Aquaplaning

“Agar tidak mengalami aquaplaning, hindari melibas genangan dengan kecepatan tinggi. Tidak ada triknya kalau mengalami aquaplaning ini,” kata Zulpata kepada Kompas.com, Rabu (21/10/2020).

Selain itu, Zulpata juga menyarankan, sebelum berkendara dalam kondisi hujan atau jalan basah sebaiknya tekanan udara ban dipastikan sudah sesuai.

Dengan kondisi tekanan udara yang pas maka pengendalian kendaraan akan semakin bagus. Selain itu, juga sistem pengereman juga akan bekerja dengan maksimal.

Baca juga: 1,6 Juta Kendaraan Bermotor di Jateng Belum Bayar Pajak

“Tekanan udara baik dalam kondisi jalan basah atau kering sebaiknya sesuai dengan yang direkomendasikan. Selain itu jika ban telapaknya gundul (aus) sebaiknya tetap mengurangi kecepatan kendaraannya,” ucapnya.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, ketika berkendara di jalanan basah pengendara harus memahami gejala hydroplaning.

Hal ini agar pengemudi bisa melakukan antisipasi untuk meminimalisir bahaya yang bisa terjadi.

Aquaplaningwww.tirendo.nl Aquaplaning

“Saat aquaplaning terjadi, ban selip, lalu terjadi tabrakan, pengendara yang tidak paham tidak bisa antisipasi,” katanya.

Sony menambahkan, selain melaju dengan kecepatan tinggi kondisi ban juga berpengaruh terhadap potensi terjadinya aquaplaning.

Baca juga: Warga Jateng yang Bayar Pajak Kendaraan Bisa Dapat Undian Mobil dan Motor

Untuk itu, pengemudi kendaraan roda empat agar tetap berhati-hati saat melintas di jalanan basah terlebih saat ada genangan air.

“Biasanya karena terburu-buru, orang melintasi genangan air dengan cepat. Padahal ini yang justru berbahaya, pelan-pelan saja agar mobil tidak terangkat dari aspal,” kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau