JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 masih saja terjadi saat ini. Walaupun truk pembawa logistik tetap boleh beroperasi, tapi malah menjadi sasaran tindak kejahatan, seperti perampasan, begal, dan bajing loncat.
Namun, pandemi yang membuat ekonomi masyarakat semakin tertekan, membuat tindak kriminal terhadap pengemudi truk makin marak. Tindak kejahatan yang kerap dihadapi pengemudi truk, salah satunya adalah perampasan.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, sejak bulan April, mulai ada tanda-tanda peningkatan tindak kriminal di jalan.
Baca juga: Daftar Mobil Bekas di Bawah Rp 50 Juta, Ada Sirion, Civic sampai BMW
“Mungkin gegara Covid, lalu ekonomi memburuk, dampaknya malah terjadi kekerasan di jalan. Sekarang, tidak bisa dipetakan tempat yang rawan kejahatan atau tidak,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Senin (5/10/2020).
Kalau dulu yang rawan itu area pergudangan, pelabuhan, tempat yang kurang penerangan, tidak dijaga. Sedangkan sekarang, bisa terjadi di mana saja. Ketika lewat suatu desa, tahu-tahu dipalang dan diberhentikan.
Baca juga: Jasa Marga Tutup Sebagian Lajur Tol Jakarta-Cikampek
Bambang menambahkan, semua jenis tindak kriminal ke pengemudi truk tambah banyak. Misalnya ada yang datang ke perusahaan dan mengancam untuk meminta iuran jasa pengawalan, dan lainnya. Selain itu juga ada begal-begal baru.
“Begal truk yang profesional itu tidak akan membunuh korbannya. Sedangkan yang masih baru bisa saja membunuh karena panik atau saat kru dan pengemudinya melawan,” kata Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.