JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika terjadi tabrakan atau senggolan baik ringan ataupun berat, bemper mobil merupakan salah satu bagian yang sering rusak.
Terbuat dari bahan plastik, bemper juga punya dampak khusus saat terbentur. Robek dan penyok merupakan efek yang kerap terjadi. Kalau robek sudah pasti harus diganti, kalau dijahit hasilnya tidak akan bisa kembali normal.
Lalu bagaimana kalau hanya penyok? Ada anggapan yang mengatakan bahwa teknik perbaikan bemper plastik bisa dilakukan hanya bermodalkan air panas. Benarkah demikian?
Baca juga: Hilux Rugged X, Modifikasi Double Cabin Baru Bikinan Toyota
Kepala Bengkel Auto2000 Body Paint Sunter, Yuly Kridiawan, mengatakan, pada dasarnya untuk perbaikan bumper atau panel berbahan plastik (PP) memang menggunakan bantuan panas, dengan bantuan alat yang dinamakan heater gun.
Yuly mengaku, timnya pernah melakukan ekperimen tersebut, hasilnya memang benar bisa mengembalikan penyok pada bagian yang bidangnya luas atau tidak di bagian lekukan.
“Untuk metode penyiraman dapat dilakukan tetapi tidak bisa mengembalikan kondisi 100 persen seperti semula hanya area yang terdeformasi elastis yg bisa kembali ke bentuk semula dan tidak bisa untuk bagian yang pernah direpair atau pernah didempul,” ujar Yuly saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/9/2020).
Baca juga: Range Rover Hangus Terbakar di Tol, Pahami Ciri Mobil Akan Terbakar
Menurut Yuly, proses perbaikan bumper yg tepat adalah menggunakan heater gun dengan suhu panas sekitar 150 derajat celcius, dengan metode perbaikan body on dolly agar permukaan bumper bisa mencapai hasil yg maksimal.
Selain tidak bisa kembali ke kondisi semula 100 persen, Yuly menambahkan, metode memperbaiki bumper dengan air panas juga berpotensi bisa merusak lapisan cat.
“Perlu dicatat kembali metode tersebut hanya mengembalikan bentuk plastik tetapi tidak untuk lapisan cat yg rusak. Sebab, jika terjadi tabrakan biasanya akan ada kerusakan pada cat juga,” jelas Yuly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.