Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ban Belakang Truk dan Bus Punya Sistem Ganda?

Kompas.com - 02/09/2020, 11:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kendaraan niaga seperti bus atau truk yang memiliki beban sampai beberapa ton memiliki perbedaan jumlah ban dengan mobil biasa. Ban belakang bus atau truk biasanya menggunakan sistem ganda, masing-masing sepasang di kanan dan kiri.

Lalu apa alasan dari penggunaan ban ganda pada bagian belakang ini?

Deputy GM Product Division PT Hino Motors Sales Indonesia Prasetyo Adi Yudho mengatakan, penggunaan ban ganda pada truk dan bus dikarenakan beban kendaraan di bagian belakang dan kapasitas beban dari ban.

Baca juga: Yamaha Bakal Segarkan Aerox 155

Colt Diesel kendaran niaga MitsubishiStanly/KompasOtomotif Colt Diesel kendaran niaga Mitsubishi

“Bagian belakang kendaraan bus memiliki beban yang lebih besar dari bagian depan. Untuk menahan beban itu, makanya dihitung kemampuan dari ban atau rodanya,” ucap Prasetyo kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Prasetyo juga mengatakan, kalau penggunaan ban tidak menyesuaikan dengan beban yang dibawa, ban akan cepat aus dan mudah meledak. Oleh karena itu, dibuat dua rodanya tiap sisi agar kapasitas beban rodanya sesuai.

Ban pada kendaraan niaga juga memiliki dua load factor pada dinding bannya. Load factor yang pertama yaitu jika ban digunakan sebagai ban tunggal, sedangkan yang kedua yaitu menunjukkan load factor jika ban digunakan sebagai ban ganda.

Baca juga: Ini Sedan Bekas dari Pabrikan Eropa yang Dijual Rp 50 Jutaan

Zulpata Zainal, On Vehicle test PT Gajah Tunggal Tbk, mengatakan, distribusi berat pada bus dan truk tidak seimbang, lebih banyak ke belakang.

“Kemampuan satu ban saja masih kurang untuk memikul berat bus. Jadi pada bus atau truk memang perlu dua ban di belakang,” kata Zulpata kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com