JAKARTA, KOMPAS.com - Motor sport identik dengan kecepatan. Salah satu cara untuk meningkatkan kecepatannya adalah dengan menggunakan piggyback atau ECU standalone.
Piggyback atau ECU standalone khusus diciptakan untuk motor yang sudah menggunakan teknologi injeksi. Tak banyak yang paham perbedaan kedua komponen aftermarket tersebut.
Baca juga: Kawasaki Ninja 250 Neo Tracker, Rombak Karakter Motor Sport
"Piggyback itu memanipulasi dari sensor-sensor yang ada pada throttle body. Banyak macamnya sih sebenarnya kalau piggyback. Bisa juga dari koil, ada juga dari massa. Intinya, manipulasinya tetap dari throttle body," ujar Freddy A. Gautama, pemilik Ultra Speed Racing, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Freddy menambahkan, motor masih menggunakan ECU standar. ECU tersebut dikecohkan dengan piggyback. Jadi, ECU membaca data throttle body yang sudah dimanipulasi.
"Kalau standalone, itu ganti ECU standar dengan ECU untuk balap. Berbeda dengan piggyback, standalone tidak memanipulasi apa-apa. Jadi, mapping pada mesin bisa disesuaikan oleh pengendara," kata Freddy.
Baca juga: Efek Samping Dongkrak Perfoma Mesin Mobil dengan Remapping ECU
Freddy menjelaskan, ECU standalone sudah pasti setting motor akan lebih enak, lebih akurat, timing pengapian juga bisa diatur, dan lainnya. Sebab, "otak" dari motor yang diganti.
"Piggyback kalau pemakaian sudah lama, kadang-kadang ada saja masalahnya. Dari segi harga, biasanya ECU standalone jauh lebih tinggi," ujar Freddy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.