Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Pasar Kendaraan Listrik Masih Sulit Bergerak

Kompas.com - 27/08/2020, 08:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Indonesia mendukung penuh upaya pemerintah Republik Indonesia untuk mempercepat era elektrifikasi di Tanah Air walau dihadang pandemi virus corona alias Covid-19.

Pasalnya, hal tersebut diyakini mampu membuat perekonomian nasional segera pulih dengan terserapnya puluhan ribu tenaga kerja, di samping mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

Kendati demikian, pertumbuhan pasar kendaraan listrik masih menemui tantangan besar seiring dengan daya beli masyarakat dan ekspansi kredit di tengah pandemi.

Baca juga: Roadmap Kendaraan Listrik Kembali Dibahas, Dikebut 2 Minggu

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyatakan, biaya yang besar pada awal pembelian kendaraan listrik merupakan faktor penting dan menentukan kini.

"Bicara pertumbuhan pasar, itu masalah sebenarnya bukan di produsen melainkan konsumen. Memang ada tantangan dari sisi suplai, tapi secara keseluruhan kita tidak masalah. Hingga kini produk Toyota sudah terbilang lengkap," katanya kepada Kompas.com, Rabu (26/8/2020).

"Jadi bagaimana cara memberikan pemahaman kepada konsumen agar menghargai environment yang lebih bersih sehingga bergeser ke kendaraan ramah lingkungan, meski biaya kepemilikan awal lebih besar (harga jual mobil listrik)," lanjut Bob.

 

Di samping itu, kata Bob lagi, konsumen di Indonesia terbiasa dengan uang muka (down payment/DP) mobil kecil. Sementara dewasa ini perusahaan pembiayaan tengah membatasi pemberian kredit dengan memperketat seleksi pemohon hingga meningkatkan DP.

"Kalau sekarang jangankan mobil listrik, yang konvensional pun masih susah karena faktor terbesar itu di pembiayaan. Apalagi mobil listrik, DP nya pasti lebih besar seiring dengan harga jual mobil," ucapnya.

Baca juga: Toyota Tegaskan Komitmen soal Kendaraan Listrik di Indonesia

Untuk diketahui, saat ini ekspansi kredit sedang berada di level 3 persen. Padahal sebelum ada pandemi berada di kisaran 8-9 persen. Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit sedang mengecil.

"Tapi komitmen kami untuk elektrifikasi tetap (produksi model HEV di 2022). Kami akan terus mengawal perkembangannya. Terkait kapan pasar untuk kendaraan listrik tumbuh, saat ini sulit untuk dikatakan secara pasti," kata Bob.

"Sebab, pasar kendaraan bermotor nasional itu masih belum recovery. Marketnya masih 32 persen per Juli 2020, kita masih di tahap ujung survivor," ujar dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
electric motorcycle & vehicle belum dipromosikan dan belum ada bengkel resmi di indonesia itu yg jadi kendala utama. indonesia sudah tertinggal 10 tahunan dalam tehnology ini ,tambang nikelnya melimpah ruah ,koq hanya jadi penonton ?


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau