Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Kecelakaan, Tol Cipali Butuh Lebih Banyak Garis Kejut

Kompas.com - 13/08/2020, 15:41 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ruas tol Cipali menjadi tempat langganan kecelakaan lalu lintas. Kejadian terakhir pada Senin (10/8/2020), sebuah minibus oleng sampai menyeberang jalur, dan menghantam kendaraan yang sedang melaju dari arah berlawanan.

Untuk mengurangi kecelakaan, tol Cipali disarankan untuk menambah beberapa rambu. Termasuk pagar pembatas seperti yang terpasang di tol Jakarta-Cikampek.

Sementara itu Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, menyarankan agar tol Cipali dipasang speed bump atau garis kejut.

Baca juga: Daftar Mobil Paling Diburu pada Bursa Lelang

 Ilustrasi Tol Cipali saat dipakai pemudik musim lebaran 2019KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Ilustrasi Tol Cipali saat dipakai pemudik musim lebaran 2019

Garis kejut umumnya terpasang menjelang gerbang tol, yang berfungsi untuk membuat pengemudi menngurangi kecepatan.

Di tol Cipali, garis kejut ini berfungsi bagi pengemudi agar tetap waspada saat berkendara. Termasuk juga mengingatkan agar tidak mengantuk.

“Ada beberapa cara yang dapat membantu mengurangi tingkat kecelakaan. Hiasi jalan tol dengan speed bump setiap 5 km,” ujar Sony, kepada Kompas.com (12/8/2020).

Baca juga: Mana yang Lebih Mahal, Biaya Ganti atau Kuras Oli?

Selain garis kejut, beberapa jalan tol seperti di ruas Ngawi-Kertosono-Kediri telah dipasang singing road alias jalan bernada.

Berbeda dengan speed bump yang hanya memberi efek kejut, kendaraan yang melintasi singing road minimal 80 kpj, bakal mendengar alunan nada sebuah lagu.

Meski begitu, menurut Sony, cara ini dinilai kurang efektif karena bisa membuat pengemudi makin terlena dan mengantuk.

“Mungkin diganti speed bump-nya, jangan singing road. Karena takutnya justru membuat driver terlena. Mungkin dengan gradasi suara yang mengganggu, sehingga pengemudi sadar dari fatigue-nya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau