JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya soal ganjil genap sepanjang hari atau 24 jam penuh pada seluruh ruas jalan, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta juga akan mengevaluasi ganjil genap untuk sepeda motor.
Evaluasinya akan dilihat dari perkembangan ganjil genap setelah polisi menerapkan sanksi hukum pada hari ini, Senin (10/8/2020).
"Untuk motor, tentu itu tak lepas dari evaluasi dari ganjil genap untuk mobil yang telah menerapkan penindakan hukum. Jadi akan kita lihat bagaimana efektivitasnya dari sisi pengendalian mobilitas warga," ucap Syafrin kepada Kompas.com, Minggu (9/8/2020).
Baca juga: Skenario Ganjil Genap 24 Jam di Semua Jalanan Jakarta
Syafrin mengatakan, bila Pemerintah Provinsi (Pemprov) sudah mengatur pola pembatasan mulai dari hulu hingga hilir. Contoh dari sisi pekerja yang diwajibkan menerapkan prinsip work from home (WFH) sebanyak 50 persen, bahkan pembagian dua shift.
Bila dari hal itu ternyata mobilitas warga tidak terjadi perubahan, artinya kondisi masih padat dan volume kendaran meningkat, bisa saja akan ganjil genap untuk motor diterapkan.
"Transportasi jadi indikator, karena itu kan kebutuhan turunan. Dari situ bisa diketahui apakah pengaturan di hulu sudah efektif atau tidak, bila tidak maka perlu instrumen kebijakan untuk pengendalian pergerakan," ucap Syafrin.
"Artinya, ini semua akan bercermin pada penerapan ganjil genap yang sekarang bagaimana, saat nanti dievaluasi ternyata tidak menunjukkan perubahan, kita bisa ambil langkah yang ada," kata dia.
Baca juga: Ratusan Polisi Siap Menindak Para Pelanggar Ganjil Genap di Jakarta
Syafrin menjelaskan, bila memang nanti ganjil genap untuk motor jadi untuk diterapkan, pastinya Pemprov tidak akan langsung implementasi penuh, tetapi dilalui dalam beberapa tahap termasuk sosialisasi.
Tujuan utama dari rangkaian kebijakan yang disiapkan, tak lain untuk mengurangi paparan virus Covid-19 yang masih mengancam hingga saat ini. Dengan pembatasan dan pengaturan pergerakan orang, diharapkan bisa memberikan efek positif.
"Sebenarnya yang kami harapkan adalah orang yang melakukan WFH tidak keluar rumah, tapi karena sebelumnya tidak ada instrumen pengendalian lalu lintas, yang kejadian justru banyak yang memanfaatkan hal tersebut," kata Syafrin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.