Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencetak Pengemudi Truk yang Kompeten Minimal Butuh 1 Tahun

Kompas.com - 30/07/2020, 10:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKecelakaan kendaraan bermotor yang melibatkan truk masih marak terjadi di Indonesia. Biasanya, salah satu faktor terbesar penyebab kecelakaan adalah karena pengemudi alias human error

Meski sudah dilakukan berbagai pelatihan dan keselamatan pengemudi, tetap saja perilaku manusia sulit diubah. Para pengemudi juga kerap belum bisa menerapkan pelatihan keselamatan yang sudah diberikan.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana mengatakan, membuat pengemudi yang kompeten, merancang materi yang sesuai kebutuhan, dan berkepribadian itu sulit.

Baca juga: Mau Pakai Pelat Nomor Cantik? Catat Ini Biaya Resminya

Truk bernomor polisi B 9962 NYT alami kecelakaam lalu lintas usai menabrak truk di depannya di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (11/2/2020).Twitter @TMCPoldaMetro Truk bernomor polisi B 9962 NYT alami kecelakaam lalu lintas usai menabrak truk di depannya di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (11/2/2020).

“Tiga hal tadi dibuat bukan hanya berdasarkan lamanya training atau sekolah mengemudi, tetapi kualitas hubungan antara instruktur dengan siswanya juga harus terjaga,” kata Sony kepada Kompas.com, Rabu (29/7/2020).

Hubungan seperti diskusi, konseling, komunikasi yang intensif, pemantauan, dan lainnya harus tetap berlangsung untuk memastikan bahwa sekolah mengemudi tersebut sudah mengubah siswanya menjadi benar, jadi tidak lepas kontrol setelah beres pelatihan.

“Harus ada hubungan antara sekolah tersebut dengan si siswa, didata dan dipantau selama satu tahun. Setelah satu tahun tidak ada kecelakaan, siswa bisa dilepas,” ucap Sony.

Baca juga: Indikator Bensin Motor Berkedip, Sisa Berapa Liter di Tangki?

Sangat sulit bisa mengubah orang yang sudah bertahun-tahun mengemudi dengan cara yang salah hanya dengan pelatihan beberapa hari saja. Hal ini bisa dilakukan lewat pendekatan kekeluargaan.

“Pendekatan kekeluargaan itu penting, kita orang timur identik dengan keramahan. Sekolah seharusnya bertanggung jawab terhadap kualitas siswanya,” kata dia.

Tugasnya sekolah itu bukan untuk mengajari siswanya mengemudi, karena mereka sudah bisa. Tetapi bagaimana mengubah dan memperbaiki yang salah dan kurang, sehingga lebih komplet sebagai pengemudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau