SOLO, KOMPAS.com - Pengelola Jalan tol ruas Solo-Ngawi, PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) mempertimbangkan untuk menghapus pelayanan top up saldo e-toll, di gerbang tol saat penerapan new normal.
Saat ini, rencana penghapusan isi ulang saldo e-toll masih dibahas di internal sebelum nantinya diterapkan.
Direktur Utama (Dirut) PT JSN Ari Wibowo mengatakan, bahwa pihaknya sudah merencanakan untuk meniadakan pelayanan top up yang selama ini sudah ada.
Akan tetapi, untuk waktu penerapan kebijakan baru tersebut Ari mengatakan belum bisa memastikannya.
Baca juga: Harga Skutik Bekas Usai Lebaran, Yamaha Nmax Kini Rp 18,5 Jutaan
"Rencananya akan demikian (menghilangkan top up) namun akan kita sosialisasikan lebih dulu," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/5/2020).
Ari menambahkan, sosialisasi diperlukan agar para pengendara yang melintas di ruas tol Solo-Ngawi bisa beradaptasi dengan adanya pemberlakuan new normal mendatang.
Mengingat, selama ini banyak pengendara yang memanfaatkan keberadaan isi ulang saldo di gerbang tol tersebut.
"Sosialisasi ini untuk mengantisipasi waktu adaptasi masyarakat terhadap kondisi new normal," tuturnya.
Tetapi, saat ditanya kapan sosialisasi akan dilakukan Ari mengatakan, pihaknya belum memutuskan kapan akan dilakukan.
Baca juga: Toleransi Perpanjang SIM di Jatim Berlaku sampai Akhir Juni 2020
Saat ini, pihaknya masih membahas langkah ini di internal PT JSN terkait dengan penerapan new normal nantinya.
"Sebenarnya kendaraan yang memanfaatkan top up di gerbang tol juga tidak terlalu banyak, saat ini kami sedang koordinasi internal dulu," kata Ari.
Tidak menutup kemungkinan, sosialisasi akan mulai dilakukan bulan depan sembari melihat situasi dan kondisi di lapangan terkait dengan penerapan new normal.
"Sepertinya demikian (sosialisasi bulan depan), kita sesuaikan dengan situasi di lapangan. Karena kondisi trafik yang sangat menurun saat ini cukup mengganggu kondisi cash flow perusahaan," ujarnya.
Ari juga mengatakan, jika kendaraan yang melintas di ruas tol Solo-Ngawi mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Baca juga: Harga Skutik Bekas Usai Lebaran, Mio Z Cuma Rp 7,5 Jutaan
Kondisi ini terlihat saat arus mudik Lebaran di mana jumlah kendaraan saat puncak tidak lebih dari 7.000 kendaraan.
"Paling banyak 6.800 kendaraan, padahal dalam kondisi normal saat arus mudik jumlah kendaraan yang melintas bisa mencapai 22. 000 kendaraan. Kalau selama Mei rata-rata jumlah kendaraan 4.500 per harinya," ucap Ari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.