Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Mobil Parkir Terlalu Lama, Banyak Komponen Jadi Rusak

Kompas.com - 25/04/2020, 12:32 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tujuh unit mobil diparkir lebih dari setahun di area parkir Terminal 1 B Bandara Soekarno-Hatta. Tarif yang harus dibayar pemilik kendaraan, mulai Rp 76 juta – Rp 280 juta.

Terlebih lagi, untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19, pemerintah membatasi perjalanan transportasi umum yang mengangkut penumpang, salah satunya angkutan udara.

Dengan adanya pembatasan ini, PT Angkasa Pura II (Persero) menutup sementara sejumlah bandara yang dikelola, salah satunya Soekarno-Hatta. Ditutupnya bandara membuat tarif parkir bisa semakin bertambah.

Baca juga: Larangan Mudik Bikin Bus AKAP Terancam Enggak Bisa Pulang

Mobil BMW yang terparkir lebih dari setahun di Bandara Soekarno-Hatta dibawa ke Polres Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (24/4/2020)Dok Humas Polres Bandara Soekarno-Hatta Mobil BMW yang terparkir lebih dari setahun di Bandara Soekarno-Hatta dibawa ke Polres Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (24/4/2020)

Selain itu, kendaraan yang diparkir lama, pasti banyak komponen kendaraan yang jadi rusak. Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, akan menjelaskan komponen apa saja yang bermasalah ketika kendaraan parkir terlalu lama, bahkan setahun.

“Kendaraan yang lama diparkir, aki pasti akan soak, bahkan sudah rusak sel-sel yang ada dan enggak bisa dipakai lagi, harus diganti,” Kata Suparna kepada Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).

Suparna lalu menjelaskan, selama kendaraan ditinggal, tetap akan ada pemakaian arus dari aki, misalnya untuk sistem alarm, audio, dan komponen listrik lain. Walaupun arusnya kecil, jika waktu diakumulasi hingga setahun, tetap akan habis akinya.

Baca juga: Nekat Mudik, Ribuan Unit Kendaraan Dipaksa Putar Balik

“Sekalipun pole aki dicopot, tetap akan tekor nantinya. Hal ini desebabkan adanya self discharge, aki akan berkurang isinya walaupun tidak dipakai sama sekali, kalau setahun ya habis juga,” ucap Suparna.

Komponen kedua, yaitu ban akan mengalami kempis dan mengalami kerusakan berupa keretakan dan perubahan bentuk (deformasi).

Walaupun sudah diisi udara dan bisa dipakai jalan, akan muncul flat spot pada bagian ban yang lama menapak tanpa merubah posisinya.

“Ban tidak akan seimbang, tidak nyaman saat digunakan dan bisa berbahaya. Ban wajib diganti dalam kasus seperti ini,” kata dia.

Petugas bandara dan pengantar berjalan di area parkir Bandara Domine Eduad Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Senin (30/3/2020). Dampak dari wabah virus Corona (COVID-19) yang mengakibatkan meninggalnya satu pasien positif corona, tiga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 84 Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pemerintah Kota Sorong mengeluarkan instruksi karantina wilayah dengan melarang keluar masuk penumpang melalui Bandara dan Pelabuhan sejak Senin (30/3) hingga 10 April 2020.ANTARA FOTO/OLHA MULALINDA Petugas bandara dan pengantar berjalan di area parkir Bandara Domine Eduad Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Senin (30/3/2020). Dampak dari wabah virus Corona (COVID-19) yang mengakibatkan meninggalnya satu pasien positif corona, tiga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 84 Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pemerintah Kota Sorong mengeluarkan instruksi karantina wilayah dengan melarang keluar masuk penumpang melalui Bandara dan Pelabuhan sejak Senin (30/3) hingga 10 April 2020.

Komponen selanjutnya, yaitu tangki bahan bakar (BBM). Apabila ketika ditinggalkan tangki BBM tidak penuh, maka akan timbul karat yang berlebihan.

Timbul karat pada tangki disebabkan oleh kondensasi dari udara yang mengandung uap air dan mengembun, bercampur dalam tangki dan mengendap di dasarnya.

“Endapan ini yang mengakibatkan keropos di tangki BBM. Jadi tangki harus dikuras sampai benar-benar bebas karat, kalau tidak ada kebocoran, bisa dipakai lagi,” ujar Suparna.

Selain tangki BBM, saluran bahan bakar juga bisa terkena imbasnya. Karat bisa timbul pada saluran/pipa BBM sehingga saat dihidupkan ada sumbatan yang menghambat mesin untuk hidup. Suparna mengatakan kalau harus dibersihkan dengan membongkar per bagian saluran.

Baca juga: Vinales Sedih Posisi Rossi Digantikan Quartararo

“Selanjutnya, cairan-cairan yang ada di kendaraan seperti oli dan bensin juga bisa rusak karena terlalu lama diam. Oli akan mengalami kondensasi dan bensin wajib dikuras karena sudah terkontaminasi karat, kotoran, dan kadar air yang tinggi,” ucapnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau