JAKARTA, KOMPAS.com – Tujuh unit mobil diparkir lebih dari setahun di area parkir Terminal 1 B Bandara Soekarno-Hatta. Tarif yang harus dibayar pemilik kendaraan, mulai Rp 76 juta – Rp 280 juta.
Terlebih lagi, untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19, pemerintah membatasi perjalanan transportasi umum yang mengangkut penumpang, salah satunya angkutan udara.
Dengan adanya pembatasan ini, PT Angkasa Pura II (Persero) menutup sementara sejumlah bandara yang dikelola, salah satunya Soekarno-Hatta. Ditutupnya bandara membuat tarif parkir bisa semakin bertambah.
Selain itu, kendaraan yang diparkir lama, pasti banyak komponen kendaraan yang jadi rusak. Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, akan menjelaskan komponen apa saja yang bermasalah ketika kendaraan parkir terlalu lama, bahkan setahun.
“Kendaraan yang lama diparkir, aki pasti akan soak, bahkan sudah rusak sel-sel yang ada dan enggak bisa dipakai lagi, harus diganti,” Kata Suparna kepada Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Suparna lalu menjelaskan, selama kendaraan ditinggal, tetap akan ada pemakaian arus dari aki, misalnya untuk sistem alarm, audio, dan komponen listrik lain. Walaupun arusnya kecil, jika waktu diakumulasi hingga setahun, tetap akan habis akinya.
“Sekalipun pole aki dicopot, tetap akan tekor nantinya. Hal ini desebabkan adanya self discharge, aki akan berkurang isinya walaupun tidak dipakai sama sekali, kalau setahun ya habis juga,” ucap Suparna.
Komponen kedua, yaitu ban akan mengalami kempis dan mengalami kerusakan berupa keretakan dan perubahan bentuk (deformasi).
Walaupun sudah diisi udara dan bisa dipakai jalan, akan muncul flat spot pada bagian ban yang lama menapak tanpa merubah posisinya.
“Ban tidak akan seimbang, tidak nyaman saat digunakan dan bisa berbahaya. Ban wajib diganti dalam kasus seperti ini,” kata dia.
Komponen selanjutnya, yaitu tangki bahan bakar (BBM). Apabila ketika ditinggalkan tangki BBM tidak penuh, maka akan timbul karat yang berlebihan.
Timbul karat pada tangki disebabkan oleh kondensasi dari udara yang mengandung uap air dan mengembun, bercampur dalam tangki dan mengendap di dasarnya.
“Endapan ini yang mengakibatkan keropos di tangki BBM. Jadi tangki harus dikuras sampai benar-benar bebas karat, kalau tidak ada kebocoran, bisa dipakai lagi,” ujar Suparna.
Selain tangki BBM, saluran bahan bakar juga bisa terkena imbasnya. Karat bisa timbul pada saluran/pipa BBM sehingga saat dihidupkan ada sumbatan yang menghambat mesin untuk hidup. Suparna mengatakan kalau harus dibersihkan dengan membongkar per bagian saluran.
“Selanjutnya, cairan-cairan yang ada di kendaraan seperti oli dan bensin juga bisa rusak karena terlalu lama diam. Oli akan mengalami kondensasi dan bensin wajib dikuras karena sudah terkontaminasi karat, kotoran, dan kadar air yang tinggi,” ucapnya.
Oli yang sudah mengalami kondensasi kemampuan melumasi akan turun dan tidak bisa melindungi komponen mesin bila tetap dipakai. Jika ingin menghidupkan kembali mesinnya, oli pasti harus diganti, begitu juga dengan bensin.
“Komponen seperti kabel-kabel kelistrikan juga rawan kerusakan. Kendaraan yang lama diparkir dapat dipastikan menjadi sarang tikus. Gigitan tikus dapat memutus kabel-kabel yang ada di mobil,” jelasnya.
Apabila hendak diganti, harus cek kasus per kasus, apakah bisa sebagian diperbaiki atau diganti sistem kelistrikannya secara keseluruhan. Lalu kerusakan yang bisa terjadi yaitu pada bagian eksterior, cat dan komponen bodi.
“Cat akan pudar karena terpaan panas matahari dan hujan yang bergantian, serta debu yang menempel menimbulkan kerak/noda membandel. Komponen bodi yang terbuat dari karet/plastik akan mengeras, memutih, bahkan getas dan tidak bisa dipakai kembali,” Suparna menjelaskan.
Suparna juga menyarankan untuk mengecek komponen elektronik yang ada pada kendaraan. Kondisi mobil yang terpanggang panas matahari selama setahun memungkinkan adanya kerusakan pada ECU, sensor-sensor, dan komponen elektronik lainnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/25/123200715/efek-mobil-parkir-terlalu-lama-banyak-komponen-jadi-rusak