Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Motor Yamaha yang Gagal di Indonesia

Kompas.com - 22/03/2020, 07:17 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap pabrikan sepeda motor pasti ingin menciptakan produk yang bisa laris di pasaran. Bahkan, jika bisa, sekaligus menciptakan tren baru.

Namun, tak selamanya produk baru bisa diterima dengan baik oleh konsumen. Bisa karena modelnya yang kurang sesuai dengan permintaan pasar atau fitur dan performanya yang kalah dari kompetitor.

Baca juga: Memori 4 Motor Honda Bertatih-tatih di Pasar

Produsen motor sekelas Yamaha juga sempat memiliki beberapa produk yang kurang laris di pasaran. Berikut 3 motor Yamaha tersebut:

1. Yamaha Tiara S 120

Yamaha Tiasa S 120 yang kurang laris di pasaranIstimewa Yamaha Tiasa S 120 yang kurang laris di pasaran

Awal tahun 2000-an, permintaan pasar di Indonesia akan motor model ayam jago (ayago) sedang tinggi. Yamaha pun membaca peluang tersebut dan menghadirkan Tiara S 120 di tahun 2001 secara utuh alias Completely Build Up (CBU).

Motor ini sebenarnya punya performa yang luar biasa. Dengan mesin 2-tak berkapasitas 119 cc yang mampu hasilkan tenaga maksimal 17 PS pada putaran 7.500 rpm.

Sayangnya, karena didatangkan secara CBU, harga Tiara tergolong mahal. Ditambah lagi, kondisi perekonomian yang saat itu baru dilanda krisis moneter. Motor ini hanya bertahan beberapa tahun saja sampai Yamaha resmi menghentikan penjualannya.

Baca juga: Honda Revo AT dan Yamaha Lexam, Konsep Bebek Matik yang Gagal

2. Yamaha Force F1

Yamaha Force kompas.com Yamaha Force

Yamaha Indonesia resmi meluncurkan Force FI pada tahun 2013. Di tengah perkembangan skuter matik (skutik) yang semakin diminati, Yamaha ingin coba membuktikan bahwa motor bebek low-end juga masih banyak peminatnya.

Force FI dirilis sebagai penerus Vega yang populer. Meski dibekali dengan teknologi injeksi dan desain yang sporty, tapi tetap tak membantu penjualan motor bebek tersebut.

Usianya hanya dua tahun dipasarkan hingga Yamaha menggantikannya dengan Vega Force.

3. Yamaha Lexam

Yamaha Lexam Yamaha Lexam

Nasib Lexam tak jauh berbeda dengan Honda Revo AT yang ada di segmen yang sama, yaitu bebek matik. Produsen roda dua seperti Honda dan Yamaha mencoba berinovasi dengan membekali motor bebek dengan mesin bertransmisi otomatis.

Namun, berbeda dengan nasib skuter matik (skutik) yang diterima dengan baik di pasaran. Lexam yang dirilis tahun 2010 hanya bertahan di pasaran selama tiga tahun.

Secara desain, sebenarnya Lexam cukup keren. Performa juga tak mengecewakan. Yamaha membekalinya dengan mesin 4-tak, OHC, silinder tunggal, berkapasitas 113,7cc. Bebek skutik ini diklaim sanggup menumpahkan tenaga maksimal 8,7 HP pada putaran 8.000 rpm.

Sayangnya, konsumen lebih memilih skutik yang lebih efisien dan praktis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau