JAKARTA, KOMPAS.com - Honda merupakan penguasa pasar sepeda motor di Indonesia. Walaupun menjadi pemimpin pasar, bukan berarti semua produk yang dikeluarkan laris manis ada juga yang bertatih-tatih.
Penyebab suatu model kurang diterima oleh masyarakat pun bisa banyak faktor. Mulai dari penempatan posisi produk dengan model lain, desain, harga jual hingga teknologi atau inovasi yang disusung.
Baca juga: Honda Supra, Bebek yang Gak Ada Matinya
1. Honda CS-1
Honda CS-1 merupakan singkatan dari Honda City Sport One. Motor ini masuk dalam kategori bebek sport, mengisi celah sport underbone yang berbeda dengan Supra series.
Honda CS-1 merupakan karya desainer dari Indonesia. Meluncur perdana pada 2008, desainnya bisa disebut crossover yakni campuran bebek dengan ayam jago.
Namun saat itu masyarakat Indonesia belum bisa menerima desain CS-1 dan tak sedikit yang mengangpnya cukup nyeleneh. Padahal kalau diteliti desain CS-1 bisa dibilang out of the box ketimbang motor bebek di zamannya.
Baca juga: Toyota Singgung Raize di Peluncuran Agya Facelift
2. Honda Revo AT
Pada 2010 Astra Honda Motor (AHM) melansir inovasi baru bebek matik atau ''betik." Secara tampilan seperti motor bebek namun memakai transmisi otomatik.
Dengan desain ala motor bebek dan transmisi otomatik, Honda awalnya yakin motor ini bisa punya pasar yang bagus karena memadukan keandalan motor bebek dan kemudahan motor matik.
Motor ini lahir karena kala itu, bebek masih mendominasi pasar sepeda motor nasional. Sedangkan, skutik mulai menunjukkan segmen baru yang menjanjikan, sehingga kedua konsep ini digabungkan.
Revo AT mengusung 110 cc dengan sistem pengabutan injeksi ditambah catalytic converter yang dapat memperbaiki emisi gas buang. Adapun konsumsi bahan bakarnya diklaim mencapai 57,3 kpl.
Sayang konsep ini kurang diterima masyarakat. Penjualannya kurang bagus. Honda Revo AT pun setop produksi setelah tiga tahun mengaspal pada 2013.
Baca juga: Silver Wing, Skuter Bongsor Honda yang Langka di Indonesia
3. Honda Kirana
Honda Kirana hadir perdana pada 2002. Motor ini meluncur saat Supra X 110 masih eksis.
Berbeda dengan Supra X yang bermesin 110cc, Kirana lebih besar 125cc. Spesifikasi mesinnya 125cc 4-tak, berpendingin udara, menghasilkan 6,7 kW pada 7.500 rpm.