Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Impor Truk Bekas Impor Meresahkan Produsen di Indonesia

Kompas.com - 10/03/2020, 08:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu impor truk bekas beberapa waktu lalu membuat resah para produsen truk di Indonesia. Dikhawatirkan, impor trik bekas hanya akan mengurangi produktivitas dan daya saing kendaraan komersial di dalam negeri.

Kasubdit Uji Tipe Kendaraan Bermotor Direktorat Sarana Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) Dewanto Purnacandra mengatakan, peredaran truk bekas impor terjadi di Indonesia awal tahun 2000.

"Dulu pernah tahun 2000-an awal sekarang sudah tidak ada lagi," kata Dewanto di pameran kendaraan niaga di Jakarta, belum lama ini.

Baca juga: Kenapa Kaca Spion Truk Beda Antara Sebelah Kiri dan Kanan?

Dewano mengatakan, sama seperti truk baru, saat itu truk bekas impor juga mesti melakukan uji tipe di Kemenhub sebagai syarat kendaraan bisa beroperasi di jalan. 

"Tapi tetap saat dia mau beroperasi di jalan harus uji tipe dulu di kita," katanya.

Fuso Fighter jadi bintang di booth pameran di SurabayaKTB Fuso Fighter jadi bintang di booth pameran di Surabaya

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan rumors terkait impor truk bekas tidak akan terealisasi di Indonesia. Sehingga, pelaku industri otomotif tak perlu khawatir.

"Saya ingin sampaikan bahwa Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak memperbolehkan impor truk bekas, itu tidak akan terjadi. Industri otomotif Indonesia itu mampu, jadi tidak ada alasan untuk membuka impor truk bekas," katanya.

Meski melarang, Agus tak menampik, peluang impor truk bekas memang masih terbuka. Namun hal tersebut hanya dimungkinkan untuk kendaraan yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri.

Baca juga: Mulai Razia, Korlantas Ingatkan Bahaya Truk ODOL

"Utilisasi kita untuk produksi truk itu masih mencukupi dan bersaing. Tapi khusus produk-produk yang belum diproduksi di Indonesia dan memang dibutuhkan, itu diperbolehkan," katanya.

"Misalnya kendaraan tertentu untuk pertambangan. Sebenarnya tidak hanya kendaraan berat saja, namun produk yang memang belum bisa diproduksi di sini. Kita akan pertimbangkan seperti apa nantinya," ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com