Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Mobil Terjang Hujan Abu Vulkanik, Jangan Lupa Bersihkan Filter

Kompas.com - 04/03/2020, 06:32 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Selasa (3/3/2020), berdampak pada aktivitas masyarakat di wilayah terdampak. Terutama bagi mereka yang mobilisasi menggunakan kendaraan roda empat.

Abu vulkanik yang tidak hanya membuat mobil menjadi kotor, tetapi juga bisa saja berdampak pada komponen di dalam mesin.

Abu yang terdiri dari partikel kecil yang sangat lembut bisa saja tersedot oleh filter udara pada mesin.

Akibatnya, serpihan debu vulkanik bisa saja masuk ke dalam ruang mesin. Dengan bentuk, partikel yang kecil tajam bisa saja membuat dinding silinder menjadi rusak.

Baca juga: Alasan Kenapa Mobil Kena Abu Vulkanik Harus Segera Dibersihkan

Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, abu vulkanik berdampak pada bagian mobil. Seperti kaca yang rusak karena abu vulkanik tajam dan mengandung asam.

Saat membersihkan filter udara, jangan lupa gunakan sarung tangan.
SHUTTERSTOCK Saat membersihkan filter udara, jangan lupa gunakan sarung tangan.

“Selain itu juga bisa saja abu tersedot filter udara pada mesin, sehingga terbawa ke dalam ruang mesin dan merusak dinding silinder,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (3/3/2020).

Tetapi, jika kondisi filter udara masih bagus masuknya debu vulkanik pada ruang mesin bisa diminimalisir.

Hanya saja, jika kondisi filter sudah tidak bagus maka potensi masuknya abu dari erupsi gunung berapi itu semakin besar.

“Jika mas filter udara oem biasanya rapet paling mampet saja, tapi kalau filternya kurang baik bisa juga masuk ke ruang bakar,” ucapnya.

Maka dari itu, setelah mobil digunakan di bawah guyuran abu vulkanik sebaiknya segera dilakukan pengecekan terutama pada bagian filter udaranya.

Baca juga: Mobil Kena Abu Vulkanik, Jangan Langsung Menyalakan Wiper

Sehingga, kerusakan komponen akibat masuknya abu erupsi bisa diantisipasi.

“Setelah melintasi guyuran abu vulkanik segera lakukan pengecekan pada bagian filter, kalau filter mampet karena akan membuat tenaga mesin menjadi hilang,” ujarnya.

Selain bagian filter, Didi juga mengatakan, sebaiknya mobil yang habis digunakan dan terkena abu vulkanik segera dibersihkan dan dicuci.

Asap dan abu vulkanik keluar dari kawah Gunung Agung terlihat dari Desa Datah, Karangasem, Bali, Jumat (29/6/2018). Erupsi Gunung Agung dengan ketinggian asap dan abu mencapai 2.000 meter menyebabkan kawasan barat daya dan barat gunung berstatus siaga itu terpapar abu vulkanis dan berdampak pada penutupan sementara operasional Bandara Internasional Ngurah Rai pada Jumat ini mulai pukul 03.00 WITA - 19.00 WITA.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Asap dan abu vulkanik keluar dari kawah Gunung Agung terlihat dari Desa Datah, Karangasem, Bali, Jumat (29/6/2018). Erupsi Gunung Agung dengan ketinggian asap dan abu mencapai 2.000 meter menyebabkan kawasan barat daya dan barat gunung berstatus siaga itu terpapar abu vulkanis dan berdampak pada penutupan sementara operasional Bandara Internasional Ngurah Rai pada Jumat ini mulai pukul 03.00 WITA - 19.00 WITA.

Hal ini untuk menjaga agar bodi mobil tidak rusak karena terkena abu dari letusan gunung berapi tersebut.

“Abu ini tajam, kalau bodi terkena abu vulkanik sebaiknya segera dilakukan pembersihan dengan membilas atau mencucinya,” ucapnya.

Sslanjutnya untuk membersihkan abu vulkanik pada mobil ini tidak boleh sembarang, karena jika salah dalam membersihkannya bisa saja merusak cat.

“Sebaiknya disiram dulu menggunakan air, dipastikan abunya sudah tidak ada yang menempel pada permukaan cat. Kalau salah dalam membersihkannya bisa menyebabkan baret-baret pada bodi mobil,” kata Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau