SOLO, KOMPAS.com- Mobil dengan mesin diesel memang mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kelebihannya seperti bahan bakar lebih irit, tenaga besar dan juga lebih kuat saat menerjang banjir.
Sedangkan kelemahan yang sering terjadi adalah bau solar dari knalpot dan juga masuknya udara pada ruang pembakaran atau disebut dengan istilah masuk angin.
Maka dari itu, muncul anggapan bahwa mobil diesel tidak boleh indikator bahan bakarnya ada pada E atau kosong. Hal ini dikhawatirkan bisa membuat mobil mengalami masuk angin dan sulit untuk dinyalakan.
Service Advisor Astra Isuzu Solo, Haryanto mengatakan, anggapan tersebut ada benarnya juga. Hal ini karena saat kondisi bahan bakar yang ada di tangki sedikit maka akan terjadi proses pengembunan udara yang ada di tangki.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Mobil Diesel Lebih Irit dari Mesin Bensin?
“Kalau tangki sering kosong, saat malam hari akan terjadi proses pengembunan udara di tangki. Sehingga, memungkinkan solar tercampur dengan kandungan uang air,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/2/2020).
Jika hal itu terjadi, bisa saja uap air yang ada dalam tangki akan ikut tersedot dan masuk dalam ruang bakar. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh pada mesin mobil.
“Meskipun sebenarnya ada komponen di sistem jalur bahan bakar yang berfungsi untuk memisahkan antara solar dengan air,” ujarnya.
Tetapi, Haryanto pun menyarankan kepada para pemilik mobil diesel agar menjaga sisa bahan bakar yang ada di dalam tangki. Terutama jika indikator sudah menunjukkan pada huruf E sebaiknya segera dilakukan pengisian.
Sehingga, pengembunan dan adanya uap air di dalam tangki bisa diminimalisir dan tidak sampai masuk pada ruang bakar.
Baca juga: Kenapa Masuk Angin Terjadi pada Mobil Diesel Lawas?
“Kalau bisa minimal di tengah jangan di E, atau untuk lebih baiknya tetap di F. Meskipun saat indikator ada di E sebenarnya sudah ada antisipasinya yakni pemisah itu,” ucapnya.
Haryanto menambahkan, antisipasi yang dimaksud adalah adanya alat yang bernama water sedimetor. Alat ini berfungsi untuk memisahkan air dengan solar.
“Jadi kalau banyak kandungan air di sistem maka akan ada indikator di dashboard yang akan menyala. Itu artinya harus dilakukan pembersihan dengan water sedimetor dan juga jalur bahan bakar,” kata haryanto.
Tetapi, katanya, untuk hasil yang lebih baik bisa juga dibuka semua dan dilakukan pembersihan kandungan air yang ada pada sistem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.