Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Kenapa Wajib Berhati-hati Melintas di Tol Japek

Kompas.com - 21/12/2019, 17:02 WIB
Ari Purnomo,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com- Keberadaan jalan tol layang terpanjang di Indonesia Jakarta - Cikampek (Japek) II elevated memancing antusias masyarakat untuk melintasinya. Selain karena baru saja dibuka untuk umum, jalan tersebut juga banyak disorot akhir-akhir ini.

Mulai dari konstruksinya yang bergelombang, kecepatan angin, dan juga berbagai hal lainnya. Bagi anda yang ingin melintas di jalan layang tersebut, ada beberapa hal yang wajib anda perhatikan.

Hal ini karena, keberadaan jalan tol layang itu berbeda dengan jalan tol pada umumnya. Terutama pada kondisi angin yang berembus dan juga kontur jalan yang bergelombang.

Kecepatan angin yang berembus bahkan mampu membuat mobil menjadi oleng. Berikut lima hal yang wajib anda perhatikan sebelum melintasi jalan tol layang Japek II.

Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek memiliki panjang 36,4 kilometer, dan menjadi jalan tol layang terpanjang se-Indonesia.Kementerian PUPR Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek memiliki panjang 36,4 kilometer, dan menjadi jalan tol layang terpanjang se-Indonesia.

Kecepatan angin

Keberadaan jalan tol layang Jakarta - Cikampek (Japek) II elevated diprediksi bakal menarik antusiasme warga untuk mencoba melintasinya. Terlebih, saat musim libur Natal dan Tahun Baru 2020.

Akan tetapi, keberadaan tol layang itu juga menghadirkan kondisi yang berbeda. Alhasil, mobil yang melintas harus lebih waspada, dan tetap mengutamakan keselamatan.

Terutama pada kondisi terpaan angin. Angin yang berembus di tol layang tersebut kemungkinan akan lebih kencang dan bisa membuat oleng kendaraan.

Baca juga: Batas Maksimal Tinggi Mobil yang Boleh Melintas Jalan Tol Layang Japek

General Manager Traffic PT Jasa Marga Jalan Layang, Aprimon mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati embusan angin dari samping. Imbauan ini ditindaklanjuti dengan pemasangan sejumlah rambu peringatan di beberapa titik.

"Ada rambu peringatan yang kami pasang di beberapa titik, kami sampaikan ke masyarakat bahwa hati-hati angin dari samping," katanya, Kamis (19/12/2019).

 

Honda Prospect Motor menggelar uji coba berkendara di jalan tol layang menggunakan Honda CR-VHPM Honda Prospect Motor menggelar uji coba berkendara di jalan tol layang menggunakan Honda CR-V

Pengendara mudah lelah

Saat hendak melintasi jalan tol layang Japek II, selain mempersiapkan kondisi mobil anda juga perlu menyiapkan kondisi fisik. Pasalnya, ada perbedaan antara jalan tol layang dengan jalan tol biasa.

Bagi pengemudi yang melintas di jalan tol layang berpotensi timbulnya sindrom Highway Hypnosis. Kondisi ini membuat pengendara cepat merasa lelah dan jenuh.

Hal ini terjadi karena situasi jalan yang monoton dengan jarak cukup jauh. Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, tol layang ini sifatnya lurus dan monoton.

"Sehingga dia mendapat tekanan, membuatnya menjadi lebih cepat lelah. Padahal, bisa jadi waktu yang ditempuh lebih singkat," kata Jusri kepada Kompas.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Jusri menambahkan, pengemudi juga memiliki potensi hilang konsentrasi secara berangsur dan micro sleeping. Pada kondisi ini, pengendara akan menghentikan kerja otaknya untuk beraktivitas dalam beberapa detik.

Baca juga: Jalan Tol Layang Beroperasi, Volume Kendaraan Terus Bertambah

"Bahayanya, hal tersebut membuat respons menjadi lambat. Ini sama saja pengendara sedang mengendalikan mobilnya dalam keadaan mabuk," kata dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau