Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salut, Usia 63 Tahun Masih Agresif Balapan Supermoto

Kompas.com - 08/04/2018, 14:59 WIB
Mikhael Gewati,
Dimas Wahyu

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com
- Panas terik matahari yang menyengat seolah tak berarti apa-apa bagi Momo Harmono. Dengan mengenakan pakaian dan perlengkapan balap lengkap yang didominasi warna oranye, pria berusia 63 tahun ini terlihat gesit mengendarai tunggangannya dalam gelaran kejuaraan supermoto Trial Game Asphalt (TGA).

Penampilan pria yang sudah berambut putih itu pun terlihat tak kalah agresif dengan pebalap muda pada sesi free practice atau latihan bebas di kelas Free For All (FFA) 250 cc, FFA 450 cc Non Profesional (Non Pro), dan Trail 175 cc Non Pro pada Jumat (5/4/2018).

"Walau sudah tua begini, saya masih bisa melawan pebalap muda. Buktinya pada latihan resmi tadi, saya berhasil menduduki tiga tercepat di kelas FFA 250 cc, di bawah Doni Tata dan Tommy Salim," ujar dia.

Doni Tata dan Tommy Salim sendiri merupakan pebalap profesional yang masih aktif di dunia balap. Doni ikut kelas FFA 450 cc dan FFA 250 cc, sementara Tommy selain dua kelas itu ikut  pula kelas Trail 175 cc Open, serta Trail 250 cc Open.

Meski begitu, Harmono mengatakan kalau hasil tersebut hanya bisa terjadi pada sesi latihan bebas dan kualifikasi yang membutuhkan putaran atau laps sedikit. Pasalnya, balapan atau race yang membutuhkan banyak laps akan menguras banyak energi.

Pada sesi kualifikasi, Momo Harmono sendiri berhasil menjadi pebalap kedua tercepat di kelas FFA 450 Non Pro dengan mencetak waktu putaran terbaik 53,974 detik. Kemudian di kelas FFA 250, catatan waktunya 56,753 detik (urutan ke-9), sedangkan kelas Trail 175 Non Pro 58,551 detik (urutan ke-7).

Bagaimana dengan hasil balapan? Bapak tiga anak ini berhasil menjadi juara umum kelas FFA 450 cc Non Pro seri Mijen, setelah berhasil finis pertama pada race pertama dan kedua.

Di gelaran TGA, race pada masing-masing kelas berlangsung dua kali, siang dan malam. Hasil dari dua race tersebut kemudian diakumulasi. Pebalap yang mengumpulkan poin terbanyak akan keluar sebagai juara umum. 

Pebalap yang berhasil finis pertama akan mendapat 25 poin, lalu finis kedua (22 poin), ketiga (20), keempat (18), kelima (16), keenam (14), ketujuh (14), kedelapan (13), kesembilan (12), dan seterusnya sampai urutan kedua puluh (1). 

Adapun pada kelas Trail 175 cc Non Pro, Momo Harmono ada di peringkat ke-6, setelah finis ke-4 pada race pertama dan finis ke-6 di race kedua. Sayang, pada kelas FFA 250, dia hanya  menempati ranking ke-9, setelah gagal finis di putaran pertama dan finis ke-5 di race kedua.

"Pada balap pertama kelas FFA 250, gear rantai motor saya copot sehingga tidak bisa meneruskan balapan. Padahal, waktu itu posisi saya sedang ingin melewati urutan ketiga," ucapnya, seusai balapan. 

Lalu, apa motivasi bapak dari tiga anak ini untuk terus aktif di dunia balap? Jawabannya adalah menjaga kesehatan.

Harmono Mono bersama mekaniknya sedang mencari settingan yang pas untuk motornya jelang kualifikasi kejuaraan supermoto Trial Game Asphat (TGA) kelas FFA 450 Non Pro berlangsung pada Sabtu(4/6/2018).Mikhael Gewati Harmono Mono bersama mekaniknya sedang mencari settingan yang pas untuk motornya jelang kualifikasi kejuaraan supermoto Trial Game Asphat (TGA) kelas FFA 450 Non Pro berlangsung pada Sabtu(4/6/2018).
Pria kelahiran Gresik 2 Mei 1955 ini mengaku kalau dirinya sudah tak lagi mencari kepuasan di dunia balap, tetapi menjaga kesehatan. Dengan mengikuti balap, dia terpacu untuk berolahraga, menjaga kualitas tidur, dan makan teratur.

"Semua itu dilakukan supaya fisik saya prima karena balapan supermoto menguras banyak tenaga sehingga dibutuhkan fisik yang kuat. Minimal 500-600 kalori terbakar usai mengikuti satu race," ucap Harmono.

Untuk itu, lanjut dia, dirinya selalu memberi asupan tubuh sebanyak 500 kalori sebelum balapan dimulai. Pebalap pun harus mampu menghitung banyaknya asupan kalori yang masuk ke tubuhnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau