Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Akibatnya Jika Malas Gunakan "Kick Starter"

Kompas.com - 18/02/2018, 10:38 WIB
Alsadad Rudi,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Depok, KOMPAS.com - Sepeda motor masa kini pada umumnya sudah dilengkapi dengan "electric starter". Keberadaan fitur yang satu ini membuat pengendara hampir melupakan keberadaan kick starter, khususnya pengendara motor matik.

Penggunaan electric starter memang lebih ringkas. Karena pengendara hanya perlu menekan sebuah tombol di bawah handle gas. Berbeda dengan kick starter yang mengharuskan pengendara menghidupkan motor dengan kaki.

Apalagi, bila dibanding motor bebek dan sport, penggunaan kick starter pada motor matik memang terkesan lebih ribet. Pasalnya pengendara harus turun dari motor sambil memfungsikan standar tengah. Hal inilah yang dianggap membuat pengendara matik cenderung melupakan keberadaan kick starter. Seperti yang diutarakan Kepala Bengkel AHASS Murni Pura Mas Depok Memet Saputra.

Baca juga : Ingat Lagi Pentingnya Kick Starter pada Skutik

Menurut Memet, pengendara matik sebaiknya tetap sesekali menggunakan kick starter. Sebab jika tidak, ada potensi kerusakan pada motor.

Memet menuturkan, beberapa waktu lalu ada seorang pengendara Honda Beat yang datang ke bengkelnya. Motor tersebut dalam kondisi mesin jebol.

Dari keterangan pengendara, Memet menyebut jebolnya mesin berawal saat aki motor tersebut habis. Kondisi ini menyebabkan pengendara tidak bisa menggunakan electric starter. Dia pun mencoba tetap menghidupkan motornya dengan kick starter. Di sinilah masalah bermula.

Skutik Honda Beat goresan Painting Shop Astra Motor di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur.Fachri Fachrudin Skutik Honda Beat goresan Painting Shop Astra Motor di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur.

Menurut Memet, pengendara Beat tersebut ternyata hampir tidak pernah menghidupkan motor dengan kick starter, termasuk standar tengahnya. Akibatnya standar tengahnya macet saat akan digunakan.

"Kalau standar tengah tidak pernah dipakai, begitu digunakan bisa macet. Karena mungkin ketika dicuci, ada masuk air dan segala macam," kata Memet saat ditemui Kompas.com, Selasa (6/2/2018).

Mengetahui standar tengahnya macet, Memet menyebut pengendara tersebut tetap memaksakan menggunakannya. Karena dia tidak punya pilihan lain lagi untuk menyalakan motornya. Saat itulah, tindakan pengendara tersebut ternyata membuat mesin motornya jebol.

"Ketika macet tidak bisa digunakan, dicoba digetok tapi meleset, pecah bloknya. Akhirnya olinya tumpah," tutur Memet.

Baca juga : Kick Starter Skutik Keras, Ini Penyebabnya

Memet menyebut blok mesin yang sudah jebol tersebut sebenarnya sudah harus diganti. Namun karena pengendara enggan menunggu lamanya proses pengerjaan serta pengurusan izin, maka bengkel mengambil opsi memperbaiki dengan cara dilas.

Pengurusan izin yang dimaksudkan adalah pelaporan ke kepolisian. Karena setiap kendaraan yang diganti mesinnya harus dilaporkan ke polisi. Nantinya polisi akan mengecek guna memastikan kendaraan tersebut bukan hasil tindak kejahatan.

Karena fatalnya kerusakan seperti yang pernah ditemuinya itu, Memet menyarankan agar pengguna matik tidak melupakan keberadaan kick starter disertai standar tengahnya. Menurut Memet, idealnya kick starter dan standar tengah motor matik difungsikan saat pagi hari. Sebab untuk menjaga awetnya masa pakai aki, motor sebaiknya tidak dihidupkan dengan electric starter jika selama beberapa jam mesin tak digunakan.

"Saran dari AHM (Astra Honda Motor) juga seperti itu. Motor jenis apapun kalau mesin lagi dingin, sebaiknya dihidupkan dengan kick starter. Kalau di motor matik otomatis harus pakai standar tengah," pungkas Memet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com