Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Mau Larang Mobil Diesel dan Bensin

Kompas.com - 12/09/2017, 07:42 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Beijing KompasOtomotif – Setelah Inggris dan Perancis serta beberapa negara di Eropa akan melarang penjualan mobil diesel dan bensin pada 2040, kali ini giliran China. Namun, negeri Tirai Bambu tersebut masih belum menetapkan, kapan aturan tersebut mulai direalisasikan.

China sendiri merupakan pasar terbesar otomotif roda empat di dunia, di mana penjualannya per tahun mencapai 28 juta unit, hampir sepertiga dari total seluruh dunia. Begitupun dengan mobil ramah lingkungan (hybrid dan listrik), negeri ini punya volume pejualan nomor satu.

Rencana tersebut, seperti dikatakan oleh  Xin Guobin, Wakil Menteri Industri China, mengutip BBC dan The Guardian, Senin (11/9/2017). Guobin menyebutkan kalau mereka sudah melakukan penelitian, tapi belum memutuskan kapan pelarangan itu direalisasi.

“Langkah-langkah tersebut tentu akan membawa perubahan besar, untuk pengembangan industri mobil kami," ujar Guobin.

Baca juga : Gandeng Dongfeng, Nissan-Renault Incar Pasar Mobil Listrik China

Produsen mobil asal China, Geely, yang juga pemilik Volvo menuturkan, kalau semua model mobil barunya akan memiliki motor listrik mulai tahun 2019. Mereka juga menargetkan bakal menjual 1 juta unit kendaraan listrik pada 2025.

Berebut Pasar China

Merek-merek mobil global lainnya termasuk Renault-Nissan, Ford dan General Motors, semuanya mulai bergerak untuk mengembangkan mobil listrik mereka di China.

Produsen mobil berdesak-desakan demi mendapatkan sepotong pasar China yang sedang tumbuh, menjelang diperkenalkannya peraturan baru yang dirancang untuk memerangi pencemaran udara .

Baca juga: RUU TNI Sah Jadi Undang-Undang, Ini Poin-poin Perubahannya

China sendiri menginginkan mobil listrik dan hibrida plug-in menyumbang setidaknya seperlima dari penjualan kendaraannya pada 2025. Rencana tersebut akan dimulai denga menargetkan pertumbuhan dari 8 persen penjualan mobil listrik atau hibrida plug-in, meningkat menjadi 12 persen pada 2020.

Guobin memprediksi, perubahan itu akan menciptakan "masa-masa penuh gejolak" di industri ini. Pergeseran tersebut juga akan berdampak pada permintaan minyak di China. Saat ini negara tersebut merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tok! DPR Sahkan RUU TNI Jadi Undang-Undang
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau