Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Kurniawan
Jurnalis

Asisten Editor Otomotif Kompas.com

kolom

Kendaraan Perdesaan, Kesempatan atau Spekulan?

Kompas.com - 19/06/2017, 08:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAgung Kurniawan

“Mesin yang kita gunakan kecil, kapasitas 600 cc, tenaga juga tidak besar, relatif sederhana. Mungkin awalnya impor dulu, bisa dari China, Jepang, atau India. Tetapi, nantinya kita akan buat sendiri, memang harus bertahap,” ucap Made lagi.

Lewat proyek ini IOI akan menggiring industri otomotif nasional dimulai dari embrio, sehingga ke depan, bisa berkembang lebih pesat dan syarat teknologi. Tanpa ada industri manufaktur lokal, sulit mengembangkan industri berbasis nasional, karena teknologi dikuasai sepenuhnya oleh asing. Meski di mulai dari mesin pembakaran sederhana, pengembangan akan terjadi dan dipastikan akan menjadi pondasi yang kuat nantinya.

Proyek kendaraan perdesaan ini juga akan memanfaatkan regulasi yang sudah terbit, yakni Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2012, tentang Kendaraan. “Di dalam regulasi ini ada konsep kendaraan khusus, nantinya akan bernaung di dalam regulasi itu,” kata Made.

Dana Desa

Pertanyaan lanjutan yang biasa dilontarkan ketika selesai membuat barang adalah, siapa yang mau beli kendaraan perdesaan ini?

Tergantung dari mana sudut pandang melihatnya, proyek kendaraan perdesaan ini bisa dibilang sebagai kesempatan atau aksi spekulasi. Muaranya adalah program pengembangan desa yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia pimpinan Presiden Joko Widodo sejak menjabat 2014 lalu.

Wujudnya dijargon sebagai “Dana Desa” yang penyalurannya dilakukan oleh Kementerian Desa Pemabangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT). Sebagai bayangan, mengutip Tempo (Naik 50 Persen, Dana Desa Tahun 2018 Rp 120 Triliun, Selasa 28/3/2017), Menteri PDTT Eko Putro Sandjoyo, mengatakan, setiap desa akan menerima kurang lebih Rp 1 miliar.

“Bayangkan kalau ada 74.000 desa di Indonesia diserbu produk impor, sayang sekali. Lewat kendaraan perdesaan lokal, maka devisa ini akan kembali lagi ke masyarakat kita, ini kesempatan yang tidak boleh terlewatkan,” kata Made.

Konsep lahirnya proyek kendaraan perdesaan ini adalah mendopang kegiatan ekonomi masing-masing desa di Indonesia, dengan karakteristiknya masing-masing. Untuk itu, kendaraan ini sifatnya akan mudah “bongkar-pasang” disesuaikan kebutuhan tiap desa, mulai dari pengangkut hasil bumi, membobong mesin penggiling, atau pembawa pupuk untuk kebutuhan tanaman.

Sebelum mencetuskan IOI, I Made Dana Tangkas merupakan Direktur Hubungan Eksternal dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Lewat latar belakang industri, rancang bangun, pengalaman, serta menggandeng alumi-alumni profesional dari perusahaan otomotif asing, IOI mencoba menyatukan tujuan.

Terakhir, pertanyaan pamungkas yang harus dijawab adalah, apakah proyek Kendaraan Perdesaan ini sebuah kesempatan atau sekedar aksi spekulan (Toyota)?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau