Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
M Wahab S
Pengamat F1 dan Otomotif Nasional

Komentator F1, penulis lepas, founder Forum Komunikasi Klub dan Komunitas Otomotif Indonesia (FK3O), Manager Operasional Shop & Drive PT Astra otoparts Tbk (1999 - 2001), General Manager PT Artha Puncak Semesta Indonesia. Akun twitter : @emwees.

kolom

Regulasi F1 2017: Berharap Kepada Aerodinamika

Kompas.com - 26/03/2017, 09:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAgung Kurniawan


Jakarta, KompasOtomotif -
Tidak semua regulasi di F1 bertujuan membuat mobil lebih cepat. Musim balap 1998, FIA melakukan ubahan regulasi dengan memperkenalkan groove (celah) pada ban bertujuan memperlambat kecepatan mobil F1.

Berbeda dengan regulasi 2017, ubahan dilakukan demi memperkuat sisi aerodinamika yang diyakini akan berpengaruh kepada kecepatan mobil saat menikung, jadi lebih cepat tiga sampai lima detik tergantung sirkuit. Bagaimana itu bisa terjadi akan coba saya gambarkan .

Ban

Selain kompon yang dibuat lebih keras, ubahan mendasar lain yang terjadi pada ban adalah lebar tapak menjadi 25 persen dibanding musim lalu. Ban depan yang musim lalu memiliki tapak lebar 245 mm menjadi 305 mm. Begitu juga ban belakang melebar dari 325 mm menjadi 405 mm.

Akibatnya traksi, contact area dengan aspal dan juga kekuatan pengereman menjadi lebih baik. Hasilnya kestabilan di tikungan, kemampuan keluar dengan cepat, akan menjadi lebih baik. Artinya, waktu yang dihemat pada saat melibas tikungan juga terkoreksi tajam.

Bodywork

Ukuran ban yang berubah tentu diikuti dengan lebarnya sayap depan, yang secara total menjadi 1.800 mm. Ukuran ini bertambah 150 mm dari musim sebelumnya. Sehingga, secara total lebar mobil bertambah 200 mm, dari 1.800 mm menjadi 2.000 mm. Bentuk sayap depan juga dibuat meruncing, tetapi bentuk ini tanpa pengaruh pada performance mobil, hanya sebatas estetika saja.

world.honda.com McLaren MCL32

Sayap belakang yang membuat tim aerodinamika harus berpikir keras. Pasalnya, selain melebar dari 750 mm menjadi 950 mm, posisi sayap belakang akan lebih rendah, dari 950 mm menjadi 800 mm. Posisi ini membuat aliran udara ke belakang menjadi lebih sedikit karena terhalang roll hop.

Situasi ini kemudian memunculkan beberapa improvisasi dari tim dengan muncul nya beberapa tambahan aero part, seperti shark fin dan T-Wing. Tujuannya jelas untuk memperkuat aliaran udara ke sayap belakang.

Secara umum melebarnya dimensi ini akan berpotensi menghasilkan down force yang lebih baik dan untuk lebih maksimal. FIA juga mengubah struktur rear diffuser menjadi lebih tinggi, dari 125 mm menjadi 175 mm (tentu sudut menjadi lebih besar), termasuk dimensi bardge board dan floor.

Keuntungan aerodinamika ini diikuti dengan ubahan berat minimum, dari 702 menjadi 722 kg, termasuk ban. Tetapi, tambahan volume bahan bakar di setiap race dari 100 kg menjadi 105 kg, dinilai tim kurang memadai. Konon dengan lebih sempurnanya mobil F1 melahap tikungan membutuhkan bahan bakar minimal 110 kg meskipun aliran bahan bakar yang diijinkan tidak diubah, 100 kg/jam.

Perubahan aerodinamika ini tentu saja akan membawa pengaruh pada driving style para pebalap dalam melahap tikungan, melakukan pengereman, atau akselerasi saat keluar tikungan. Jadi jangan heran pada seri seri awal musim tahun ini, kemungkinan akan banyak terjadi pebalap melebar atau melakukan pengereman dengan keras.

Pasalnya, sedikit atau banyak ubahan belum tentu mulus bagi setiap pebalap, meskipun bisa juga faktor lain. Dari sisi balapan sendiri, diyakini ubahan regulasi akan menambah jumlah overtaking di lintasan oleh pebalap, tetapi tidak mengurangi jumlah pitstop yang akan terjadi.

Motorsport.com Mobil F1 Mercedes-AMG W08 yang dipakai di kompetisi 2017.

Penjegalan Mercedes

Menyambung artikel saya sebelumnya apakah ‘penjegalan” Mercedes melalui regulasi akan berhasil? Ini pertanyaan yang sulit untuk dijawab.

Baca: Regulasi F1 2017 : Menjegal Dominasi

Awal musim 2014, Mercedes memang cukup menonjol di sisi mesin. Bahkan, tim lain yang menggunakan mesin Mercedes juga ikut menikmati keuntungan berjamaah. Namun, dengan effisiensi pada mesin membuat Mercedes cukup leluasa untuk melakukan ubahan yang menguntungkan pada sisi aerodinamika. Praktis, musim 2015 dan 2016 merek asal Jerman ini masih dominan.

Lantas, melihat hasil test pra musim 2017, di Barcelona, belum lama ini, ada harapan dari tim Ferrari bisa memberikan persaingan sengit kepada Mercedes. Apabila gap mengecil maka strategi pada saat race akan menjadi kunci dan balapan dijamin berlangsung menarik.

Saya berharap musim balap 2017 menjadi era baru tanpa dominasi sebuah tim lagi. Harapan besar tentu tertuju kepada Ferrari dan Red Bull Racing,  tetapi mohon maaf kepada fans McLaren, harapan besar mesin Honda untuk kembali bertaji, sepertinya harus dikubur dalam-dalam musim ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau